Latest News

Ukraina Bergolak, Pengamat OSCE Menuju "Crimea" Dihadang Pria Bersenjata

BERITA TERKINI, Sekumpulan pria bersenjata di pos pemeriksaan yang mengibarkan bendera Rusia melarang pengamat dari Organisation for Security and Cooperation in Europe (OSCE) untuk masuk ke Semenanjung Crimea pada Jumat (7/3). Ini merupakan hari kedua dari pemblokiran tersebut.

Seperti dilansir dari AFP, Sabtu (8/3/2014), sebanyak 47 pengamat yang merupakan anggota militer dan warga sipil yang tergabung dalam OSCE tiba di pos pemeriksaan dekat Desa Chongar pukul 3 sore waktu setempat. Namun mereka dicegah saat akan masuk. Salah seorang pengamat mengatakan bahwa mereka berharap bisa bernegosiasi dengan pria-pria bersenjata tanpa identitas itu agar bisa lewat.

"Kami hanya berusaha agar bisa lewat sebagai tamu pemerintah Ukraina di bawah mandat OSCE. Kami akan berusaha untuk bernegosiasi dengan orang-orang di sini," kata pengamat yang tak mau disebutkan namanya tersebut.

Konvoi rombongan OSCE dipimpin oleh mobil polisi dan diikuti dua bus yang mengangkut para pengamat serta 50 mobil yang mengibarkan bendera Ukraina dan membunyikan klakson. Rombongan ini sebelumnya sempat bermalam di kota Kherson.

Setelah mereka diberhentikan, sekerumunan orang keluar dari mobil dan mengibarkan bendera Ukraina. "Crimea adalah Ukraina!" kata mereka sambil berteriak.

"Kami tak mau Ukraina terbelah. OSCE bisa melakukan negosiasi, kami ingin keputusan diambil secara damai," kata seorang demonstran Lyudmila Korbec (55).

Hanya ada dua jalan utama menuju Crimea dari Ukraina yaitu menyeberangi Isthmus Perekop di Barat atau melintasi rute timur di Laut Azov. Konvoi tersebut mengambut rute timur di mana pos pemeriksaan didirikan dekat Desa Chongar.

Sebelumnya, reporter AFP telah melihat sekitar 10 orang bersenjata memberikan tanda untuk berhenti dan mengecek kendaraan yang lewat. Jalan itu sendiri diblokir menggunakan beton. Para pria tersebut memakan seragam militer dan balaklava serta membawa senjata. Tidak jelas siapa yang mereka representasikan namun bendera Rusia berkibar di pos pemeriksaan tersebut.

Para pengamat yang berasal dari 25 organisasi tersebut akhirnya kembali ke Kherson setelah pria bersenjata menghalangi mereka untuk melintasi jalan menuju Semenanjung Crimea. Pengamat tak bersenjata ini diundang oleh pemerintah baru Ukraina untuk mengurangi ketegangan di Crimea.

Pasukan Rusia telah mengepung pangkalan militer Ukraina di semenanjung tersebut. Anggota parlemen lokal telah memutuskan untuk meninggalkan hubungan dengan Ukraina. Mereka merencanakan referendum pada tanggal 16 Maret 2014 untuk beralih ke aturan Kremlin. (src:detik.com)
  • Komen yuk!!, jangan lupa centang "Also post on Facebook" :)
  • BERITA TERKINI Designed by Templateism.com Copyright © 2014

    Theme images by Bim. Powered by Blogger.