BERITA TERKINI, Menjadi pemimpin bukanlah persoalan mudah. Sebagai penentu keputusan
dan panutan anak buahnya, seorang pemimpin harus memiliki keseimbangan
IQ atau kecerdasan intelektual dan EQ atau kecerdasan emosi. Hal
tersebut diungkapkan psikolog Dr. Rosemini Adi Prianto atau akrab
dipanggil bunda Romi.
"Bahkan faktor IQ hanya berperan 20 persen dalam kesuksesan karir
seseorang. Selebihnya ya faktor EQ yang menentukan," tuturnya pada acara
Program Beasiswa SCG Sharing Dream di Jakarta, Rabu (13/8).
Dengan begitu, selain pintar dalam hal akademis, seorang pemimpin
juga harus bisa mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri, memiliki empati dan juga membina hubungan.
"Pemimpin yang baik harus bisa memahami anak buahnya. Harus bisa
mengetahui apa yang dibutuhkan anak buahnya atau berempati dan tidak
boleh marah-marah tanpa alasan jelas," katan bunda Romi.
Selain itu, dilanjutkannya, bahwa seorang pemimpin juga harus
mengetahui apa yang akan dilakukan ke depannya. Di mana hal tersebut
masuk ke dalam bagaimana seseorang memotivasi dirinya. Dan yang
terakhir, pemimpin juga harus mengetahui apa yang ia rasakan.
"Menjadi pemimpin jangan sampai uring-uringan atau stress sendiri. Ia
harus mengetahui emosinya. Dengan begitu, ia akan mudah mengelolanya,"
pungkasnya.
Menurutnya, seorang pemimpin harus memiliki keseimbangan antara IQ
dan EQ. Karena percuma bila memiliki kepintaran dalam hal akademis,
tetapi emosinya mudah meledak-ledak.
"Seseorang yang tidak bisa seimbangkan IQ dan EQnya akan lebih lambat
suksesnya dibandingkan yang memiliki keseimbangan," katanya. (src:beritasatu.com)