BERITA TERKINI, Tawuran antar kampung yang
terjadi di Singdulang II, khususnya di Lingkungan II, kian meresahkan
warga. Tak hanya warga setempat, pengunjung pun menjadi enggan untuk
sekadar mampir.
Kepala Lingkungan II, Kelurahan Sindulang Dua,
Daud Barenstein Lalala mengatakan, konflik pemicu tawuran sebenarnya
sudah berlangsung lama, tepatnya sejak peristiwa penikaman 13 Oktober
2013 lalu.
"Pokok permasalahannya, setahu saya sebenarnya sejak 13
Oktober 2013. Bermula dari kasus penikaman oleh satu pihak, lalu
memunculkan aksi balas dendam hingga saat ini," ujar Barenstein kepada
Tribun Manado, Rabu (27/8/2014/2014), saat ditemui di rumahnya.
Dua
kampung yang terlibat adalah Kampung Sanger dan Lumba-Lumba. Kedua
kampung itu bersebelahan, hanya dibatasi satu lorong ditengah-tengahnya.
Adapun
sejarah singkat dari kedua kampung tersebut, Kampung Sanger terletak di
Lingkungan III, Kelurahan Sindulang. Di namakan Kampung Sanger, karena
orang yang berasal dari Sanger yang mendominasi lokasi tersebut.
Sementara
Lorong Lumba-Lumba terletak di Lingkungan II. Karena berada di daerah
pantai, maka diambil nama ikan menjadi Lorong Lumba-Lumba.
Pemerintah
setempat, dalam hal ini kepala lingkungan sudah banyak memberikan
teguran kepada pemuda-pemudi agar tidak lepas kontrol."Kalau sudah minum
minuman keras, jangan mengganggu orang lain, karena disitulah akan
terjadi tarkam," ujar Kepala Lingkungan II, Daud Barenstein Lalala.
Tentunya
ada batasnya teguran dari kepaa ingkungan, "Kalau hanya masalah miras,
saya masih bisa mengatasinya, tapi kalau sudah ada pidana, maka akan
dilanjutkan ke pihak kepolisian," ujarnya.
Sebagai kepala
lingkungan ia punya sanksi bagi masyarakatnya yang melakukan pelanggaran
ringan seperti miras, ia memberikan hukuman yaitu kerja bakti di
wilayah lingkungannya seperti membersihkan selokan dan sampah-sampah
yang ada."Mereka juga membuat surat pernyataan jika mengulangi akan
ditingkatkan ke polisi," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu memang
sudah dilakukan pertemuan untuk menandatangani surat perjanjian damai
antara kedua kelompok tersebut, namun tarkam tetap tejadi lagi.
"Harapan
saya kiranya apa yang sudah diputuskan bersama dalam pertemuan
perjanjian damai, usahakan dilaksanakan, yang jelas garis besarnya
apabila salah satu dari kelompok melakukan penyerangan awal, akan
berurusan dengan pihak kepolisian dan TNI, supaya anak-anak ada efek
jera," ujarnya. (src:tribunnews.com)