BERITA TERKINI, Seorang wanita asal Inggris, Ghoncheh Ghavami (25), dipenjara selama 41 hari di Iran karena telah menonton pertandingan voli pria antara Iran dan Italia pada 20 Juni 2014 lalu.
Awalnya,
Ghoncheh, yang pergi bersama rekan wanita di Stadion Azadi, yang
ironisnya berarti kebebasan, untuk memprotes peraturan di Iran yang melarang wanita menonton pertandingan olahraga pria. Aturan ini berlaku pasca-Revolusi Islam pada 1979.
Atas
hal ini, Ghoncheh, yang belajar ilmu hukum di London, dan temannya
sempat ditangkap dan kemudian dilepaskan kembali. Setelah itu, Ghoncheh,
yang juga berkewarganegaraan Iran dan Inggris, kembali ke stadion tersebut untuk mengambil barang-barangnya yang tertinggal.
Saudara
Ghoncheh, yaitu Iman Ghavami (28), mengatakan bahwa pihak keluarga
hampir tidak dapat menahan diri mereka atas kejadian ini.
"Mereka terkoyak. Bukan hanya orangtua saya tapi juga kakek-nenek saya, paman saya, semuanya," ujar Iman.
Menyikapi
hal ini, Kepala Polisi Iran, Esmail Ahmadi Moghadam mengatakan bahwa
apa yang dilakukan oleh pihaknya sudah benar. Pencampuran pria dan
wanita di stadion bukanlah untuk kepentingan publik. Sikap yang diambil
oleh ulama dan para pemimpin pun tidak berubah.
"Kita tidak bisa membiarkan perempuan untuk memasuki stadion," ujar Moghadam.
Setelah
kejadian tersebut, kampanye yang menyerukan agar Ghoncheh dibebaskan
bermuculan di media sosial. Ada sebuah kelompok di Facebook yang
bersama-sama berupaya agar Ghoncheh dibebaskan. Selain itu, di twitter
juga muncul hashtag #FreeGhoncenGhavami.
Kementrian Luar Negeri Inggris mengatakan mereka tahu akan peristiwa tersebut. Namun, mereka tidak dapat banyak membantu karena Inggris tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran.
Juru Bicara Amnesti Internasional UK, Neil Durkin menyatakan kekhawatirannya terhadap nasib salah satu warga negaranya itu.
"Kami sangat khawatir tentang keadaan Ghoncheh ini," ujar Neil Durkin.
Neil
mengungkapkan kekhawatirannya karena Ghomcheh sudah ditahan lebih satu
bulan di penjara Evin Teheran. Penjara tersebut terkenal sebagai penjara
yang berada di bawah kendali negara Garda Revolusi.
Menurut Neil,
pengacara Ghomcheh tidak memiliki akses bertemu Ghomcheh atau dokumen
apapun mengenai alasan Ghomcheh ditahan. Walaupun, Neil paham, Ghomcheh
disidik atas tuduhan melakukan propaganda melawan negara sendiri melalui
perilakunya. Neil berharap Ghomcheh akan segera dibebaskan.
"Ghoncheh adalah tahanan hati nurani dan harus segera dibebaskan," ujar Neil. (src:tribunnews.com)