ANEH UNIK, Kelakuan manusia yang sangat bejat mengubah Orangutan menjadi pelacur.
WHATS?? mendengarnya saja sudah membuat kita muak akan sikap si
pemelihara, sedih dan kasihan melihat wajah dari si orangutan yang
takdirnya direnggut oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bestialitas atau biasa disebut Zoofilia
adalah gangguan seksual yang terjadi pada seseorang orang yang
"terangsang" jika melihat hewan atau keinginan untuk melakukan hubungan
seks dengan hewan. biasanya hewan tersebut disetubuhi dan dilatih untuk
dapat merangsang seseorang secara seksual. Dasar penyebab kelainan
tersebut mungkin karena gangguan psikologi memandang hewan lebih rendah,
lebih mudah dikuasai dan dikendalikan sehingga kepuasaan seksual terasa
sempurna.
Berdasarkan pengertian diatas, sekarang ini mungkin akibat dari kegilaan
dunia, banyak manusia mempunyai perilaku seks yang menyimpang. Sebuah
berita lama yang menyedihkan terangkat kembali lantaran ramai di
jejaring sosial Twitter dan media Televisi yang menyiarkan Orangutan
asal wilayah Kerengpangi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah dijadikan pelacur
melayani nafsu bejat banyak lelaki di tempat itu. Situs vice.com
melaporkan peristiwa ini lima tahun lalu (2007). Orangutan yang berumur
17 tahun bernama Pony itu hidup di tengah-tengah lokalisasi di
Kerengpangi. Dia dipelihara oleh seorang gundik tidak disebutkan
namanya. Sekitar umur lima tahun Pony mulai diajarkan melayani para
hidung belang pencari kenikmatan.
Berdasarkan wawancara vice.com
dengan direktur Organisasi Penyelamatan Orangutan Borneo Michelle
Desilets, keadaan Pony sangat mengenaskan saat diselamatkan dari tempat
prostitusi itu. Dia dirantai, tiduran di atas matras, dan semua bulunya
dicukur. Pony seolah telah dilatih menjadi pelacur. Jika ada lelaki
berjalan mendekatinya dia langsung bergaya seperti menjajakan diri.
Gundiknya mengatakan Pony menjadi bintang di rumah bordilnya. Pendapatan
gundik itu jadi berlipat-lipat dan dia pun dianggap sebagai
keberuntungan sebab si gundik selalu menang judi togel jika ada Pony.
Para tamu pun menyukai Pony. Mereka bisa saja memilih pelacur manusia
namun banyak juga bercinta dengan orangutan itu. Agar nyaman seluruh bulu Pony digunduli
akibatnya, Pony jadi sering digigit nyamuk dan kulitnya iritasi bahkan
berjerawat. Butuh tahunan menyelamatkan Pony dari tempat itu sebab warga
lokal tidak menyerahkan Pony begitu saja pada Organisasi Penyelamatan
Orangutan Borneo malah mereka menghadang dengan senjata, dan pisau
beracun.
Saat Pony direbut dari gundiknya, sang gundik histeris dan menyebut para
pegiat sebagai binatang tidak berperikemanusiaan sebab telah memisahkan
seolah ibu dan anak. "Paling membuat saya miris, tidak ada hukum di
Indonesia mengatur hal ini. Mereka masih bebas berkeliaran tanpa dihukum
atas apa yang mereka lakukan," ujar Desilets. Meski berita lama namun
penggemar Twitter banyak baru mengetahuinya. Banyak orang mengatakan
manusia memang sudah "sakit" di segala tingkatan.
Tim BOSF dan BKSDA akhirnya berhasil membawa Pony ke tempat rehabilitasi
pada 13 Februari 2003. Di tempat rehabilitasi, perjuangan Pony untuk
bangkit dimulai. Pony harus mulai belajar untuk hidup mandiri sebagai orangutan, belajar menjadi liar. Ini bukan hal mudah sebab selama bertahun-tahun Pony telah "disuapi" manusia.
Pada saat awal, terlihat perilaku Pony dipengaruhi oleh perlakuan yang
diterima sebelumnya. "Setiap ada teknisi laki-laki yang lewat, Pony
selalu berteriak meminta perhatian. Pony tidak mau bersama babysitter
(pemelihara orangutan yang biasanya seorang perempuan)," kata Manajer
Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah BOSF, Anton Nurcahyo.
Pony lalu masuk sekolah orangutan. "Di sana, Pony harus belajar mulai
dari cara memanjat pohon, membedakan buah yang bisa dimakan ,hingga
menghindari bahaya seperti gigitan ular," kata Aton saat dihubungi
Kompas.com, Selasa (30/7/2013).
Anton mengatakan, mengajari Pony untuk menjadi orangutan terbilang
sulit. Pada usia 7 tahun saat memasuki tempat rehabilitasi, Pony
seharusnya sudah mampu mandiri. Anton mengibaratkan, mengajari Pony
mandiri sama sulitnya seperti mengajari remaja 15 tahun untuk membaca.
Tahun 2005, Pony sempat diberi kesempatan bebas di Pulau Bangamat lewat
langkah pra-lepasliaran. Namun, Pony dinyatakan belum siap. Pony tak
pernah memanjat pohon, selalu ada di tanah. Pony juga selalu
mengandalkan makanan pemberian teknisi. Pony juga tak pernah
mengeksplorasi hutan
Pony akhirnya ditarik kembali ke Nyaru Menteng. Ia harus belajar lebih
keras lagi. Pada tahun 2010, kata Anton, Pony kembali dicoba di
dilepasliarkan, tetapi kembali dianggap belum bisa hidup di alam liar.
Hingga pada 29 Juni 2013 lalu, tim BOSF kembali mencoba melakukan
langkah pra-lepasliar lagi. Anton mengatakan, Pony dianggap bisa diuji
coba untuk dilepasliarkan berdasarkan perilakunya yang telah menunjukkan
kemandirian.
"Pony sudah semakin jarang kembali ke tempatnya. Pony juga sudah bisa
memanjat pohon, membuat sarang sendiri, dan memperoleh makanan. Kalau
bertemu dengan teknisi, sekarang juga sudah biasa saja," kata Anton.
Pony juga dianggap sehat. Dengan langkah pra-lepasliar ini, Pony
mendapatkan kesempatan kebebasan baru. Namun, ia masih harus membuktikan
bahwa dirinya adalah orangutan yang mumpuni. Tim BOSF masih akan terus memantau perilaku Pony.
"Sejauh ini selama hampir sebulan, Pony menunjukkan perilaku yang baik.
Pony bisa mencari makan sendiri, cukup aktif bergerak. Di saat hampir
memasuki kemarau dan air terbatas, Pony juga tidak membutuhkan
tanda-tanda meminta pada manusia," kata Anton.
Setidaknya, Pony masih harus tinggal di Pulau Kaja selama 1-2 tahun.
Selain agar kesiapannya hidup di hutan bisa dipastikan. Di luar itu,
Pony juga harus menunggu antrean untuk dilepasliarkan. Saat ini, karena
tenaga dan biaya, BOSF hanya bisa melepasliarkan 24 orangutan dalam satu
tahap. Bergembira dan berlarilah sesukamu Pony kamu sudah bebas dari
tangan-tangan SETAN. Well sahabat anehdidunia.com apapun peliharaan
anda, sayangi dan hormati mereka sebagai sahabat. (src:anehdidunia.com)