Hacker (ilustrasi)
Serangan tersebut merupakan kali ketiga yang menggerogoti sistem pertahanan komputer AS sejak september 2012 lalu.
Serangan cyber berkekuatan tinggi tersebut dituding AS berasal dari Iran. Hal itu dinyatakan Mantan Pejabat di Departemen Perdagangan AS, James Lewis yang saat ini menjabat sebagai staf ahli keamanan komputerisasi di Pusat Studi Strategis dan Internasional, New York.
"Tidak ada keraguan dalam hal ini (terhadap serangan cyber) bagi Pemerintah AS, bahwa Iran berada di balik serangan ini," ungkap Lewis, sebagai dilaporkan aljazeera.net (10/1).
Lewis menklaim serangan cyber tersebut sebagai balasan atas sanksi politik terhadap Iran atas program nuklirnya yang dinilai kontroversial. Para hacker Iran diklaim menggunakan 'jurus baru' dalam memerangi AS dengan tidak menggunakan senjata bom dan nuklir.
Sementara itu, kelompok yang menyebut dirinya Izzuddin Al Qasam Cyber Fighters mengaku bertanggungjawab terhadap sejumlah serangan tersebut. Namun, nama dan identitas dari para hacker tersebut masih menjadi misteri dan belum terlacak keberadaannya.
Menurut para ahli keamanan dunia cyber AS, Para penyerang berhasil menginfeksi pusat data yang digunakan untuk tempat pelayanan. Kemudian serangan dilanjutkan dalam bentuk virus ‘awan’ yang mengelabui sistem pusat komputasi. Akhirnya sistem distributed denial of service (DDoS) berhasil mereka kuasai.
Sumber : Republika.online