Latest News

Konflik Sunni-Syi'ah di Irak Makin Memanas, Sunni Blokade Perdagangan Utama Irak

Gesekan Sunni-Syiah Semakin Memanas di Irak
Presiden Irak, Jalal Talabani.

BERITA TERKINI, ANBAR -- Puluhan ribu warga Sunni memblokade rute perdagangan utama Irak menuju Suriah dan Yordania, Rabu (26/12) waktu setempat.

Blokade itu dilakukan di hari keempat demonstrasi menentang Perdana Menteri, Nuri al-Maliki. Unjuk kekuatan besar-besaran itu menandai peningkatan protes yang meletus pekan lalu, setelah pasukan Irak menangkap para pengawal Menteri Keuangan Rafaie Esawi yang bermazab Sunni.

"Rakyat ingin menjatuhkan rezim," teriak ribuan pemrotes di wilayah berpenduduk Sunni, Anbar, mengumandangkan slogan yang digunakan dalam pemberontakan rakyat yang menggulingkan para pemimpin Tunisia, Mesir, Libya dan Yaman.

Para demonstran mengibarkan bendera lama Irak yang diganti setelah pemerintah Saddam Hussein (Sunni) digulingkan invasi Amerika Serikat dan sekutunya pada 2003. Para demonstran duduk di jalan, menutup rute perdagangan utama antara Irak, Yordania dan Suriah.

Protes lain yang lebih kecil diadakan di Kota Samarra di provinsi berpenduduk Sunni, Salahuddin, yang terletak di dekat Anbar. Penahanan para pengawal Esawi dilakukan beberapa jam setelah Presiden Jalal Talabani, seorang Kurdi yang menjadi penengah antara kelompok-kelompok Sunni, Syiah dan Kurdi, pergi ke Jerman untuk perawatan karena penyakit stroke. Kondisi ini bisa mengakhiri pengaruhnya atas perpolitikan Irak.

Dalam pernyataan kepada para pemrotes, Esawi mengatakan penahanan pengawalnya bermotif politis dan Maliki dengan sengaja menyulut perselisihan.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011. AS dan sekutu meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak, setelah memporak-porandakan 'Negeri 1001 Malam' tersebut.

Selain bermasalah dengan Kurdi, Pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni. Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki yang beraliran Syiah, sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme. Ia juga berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Para ulama Sunni memperingatkan Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan Irak dengan membawa spanduk yang mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

Pejabat-pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada 19 Desember 2011, setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak, Mayor Jendral Adel Daham mengatakan pengakuan para tersangka yang diidentifikasi sebagai pengawal Hashemi, mengaitkan wakil presiden tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan.

"Surat perintah penangkapan itu ditandatangani lima hakim," kata Daham.

Puluhan pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan setelah pengumuman itu. Namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.

Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad. Pemerintah Kurdi bahkan mengizinkan Hashemi melakukan lawatan regional ke Qatar, Arab Saudi dan Turki.

Sumber : Republika.online
  • Komen yuk!!, jangan lupa centang "Also post on Facebook" :)
  • BERITA TERKINI Designed by Templateism.com Copyright © 2014

    Theme images by Bim. Powered by Blogger.