Fasilitas nuklir Iran
BERITA TERKINI, Pemerintahan Barack Obama dikabarkan sudah
bisa menerima kenyataan bahwa Iran memiliki hak untuk menggunakan energi
nuklir damai.
Kabar itu diungkapkan mantan wakil asisten Menlu AS untuk Iran di Biro Departemen Luar Negeri Urusan Timur Dekat, John W Limbert. Dia membuat pernyataan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IRNA di New York pada hari Ahad (30/12).
"Dalam negosiasi langsung, para pejabat Washington secara eksplisit dapat menjelaskan kepada para pejabat Tehran bahwa mereka menerima hak Iran untuk penggunaan energi nuklir damai," ujar Limbert seperti dikutip dari Irib.
"AS dan Iran memiliki kepentingan bersama di kawasan, negosiasi langsung dapat membantu menyingkap tabir ketidakpercayaan antara kedua negara," jelas Limbert.
Seraya menyebut Kongres sebagai lembaga yang memprovokasi lebih banyak sanksi dan tekanan terhadap Iran, Limbert mencatat pergantian menlu AS dapat digunakan sebagai kesempatan untuk negosiasi antara Tehran dan Washington.
AS dan Republik Islam memutus hubungan diplomatik pada April 1980, setelah mahasiswa Iran menduduki pusat spionase Amerika di kedutaan besarnya di Tehran.
Hubungan kedua negara memanas sejak masa itu, tetapi telah menunjukkan kesediaan untuk terlibat pembicaraan guna membantu menyelesaikan isu-isu regional, termasuk keamanan di Irak. Namun, kedua negara menghindari pembicaraan terkait isu-isu bilateral selama tiga puluh tahun terakhir.
Pada Maret lalu, Gedung Putih berusaha untuk menawarkan "tangkai zaitun" ke Iran dan memperbaiki hubungan yang tegang hampir tiga dekade. Namun, Tehran mengatakan hanya akan mempertimbangkan tawaran tersebut setelah melihat perubahan nyata dalam kebijakan AS.
Sumber : Republika.online
Kabar itu diungkapkan mantan wakil asisten Menlu AS untuk Iran di Biro Departemen Luar Negeri Urusan Timur Dekat, John W Limbert. Dia membuat pernyataan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IRNA di New York pada hari Ahad (30/12).
"Dalam negosiasi langsung, para pejabat Washington secara eksplisit dapat menjelaskan kepada para pejabat Tehran bahwa mereka menerima hak Iran untuk penggunaan energi nuklir damai," ujar Limbert seperti dikutip dari Irib.
"AS dan Iran memiliki kepentingan bersama di kawasan, negosiasi langsung dapat membantu menyingkap tabir ketidakpercayaan antara kedua negara," jelas Limbert.
Seraya menyebut Kongres sebagai lembaga yang memprovokasi lebih banyak sanksi dan tekanan terhadap Iran, Limbert mencatat pergantian menlu AS dapat digunakan sebagai kesempatan untuk negosiasi antara Tehran dan Washington.
AS dan Republik Islam memutus hubungan diplomatik pada April 1980, setelah mahasiswa Iran menduduki pusat spionase Amerika di kedutaan besarnya di Tehran.
Hubungan kedua negara memanas sejak masa itu, tetapi telah menunjukkan kesediaan untuk terlibat pembicaraan guna membantu menyelesaikan isu-isu regional, termasuk keamanan di Irak. Namun, kedua negara menghindari pembicaraan terkait isu-isu bilateral selama tiga puluh tahun terakhir.
Pada Maret lalu, Gedung Putih berusaha untuk menawarkan "tangkai zaitun" ke Iran dan memperbaiki hubungan yang tegang hampir tiga dekade. Namun, Tehran mengatakan hanya akan mempertimbangkan tawaran tersebut setelah melihat perubahan nyata dalam kebijakan AS.
Sumber : Republika.online