Perdana Menteri Otoritas Palestina, Salam Fayyad
BERITA TERKINI, RAMALLAH -- Perdana Menteri Otoritas
Palestina, Salam Fayyad, menyerukan dunia memboikot produk Israel.
Seruan itu menjadi reaksi terkait Israel yang menahan hasil pajak
Palestina.
"Saya menyerukan intifada (perlawanan) ekonomi, yang dimulai dengan boikot terhadap produk Israel sebagai reaksi atas perompakan Israel pencurian uang palestina," kata Fayyad kepada wartawan di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, seperti disadur dari Xinhua.
Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) berada dalam kondisi sangat berbahaya. Awal Desember, Israel memutuskan menahan lebih dari 100 juta dolar AS hasil pajak bulanan yang dikumpulkannya untuk PNA.
Kebijakan Negeri Zionis itu sebagai reaksi atas peningkatan status Palestina di PBB menjadi negara pengamat non-anggota. Tak pelak, penahanan tersebut menghalangi PNA membayar gaji 150 ribu pegawai untuk November.
Lebih jauh Fayyad mengutarakan beberapa negara mendesak Israel mengucurkan dana yang dikumpulkannya dari ekspor dan impor Palestina atas nama PNA. Semua negara tersebut menyatakan upaya membuat Israel mengubah keputusannya masih belum membuahkan hasil.
PNA mengalami kekurangan satu miliar dolar AS. Mereka memerlukan lebih dari 240 juta dolar untuk memenuhi komitmen keuangannya setiap bulannya.
Sumber : Republika.online
"Saya menyerukan intifada (perlawanan) ekonomi, yang dimulai dengan boikot terhadap produk Israel sebagai reaksi atas perompakan Israel pencurian uang palestina," kata Fayyad kepada wartawan di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, seperti disadur dari Xinhua.
Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) berada dalam kondisi sangat berbahaya. Awal Desember, Israel memutuskan menahan lebih dari 100 juta dolar AS hasil pajak bulanan yang dikumpulkannya untuk PNA.
Kebijakan Negeri Zionis itu sebagai reaksi atas peningkatan status Palestina di PBB menjadi negara pengamat non-anggota. Tak pelak, penahanan tersebut menghalangi PNA membayar gaji 150 ribu pegawai untuk November.
Lebih jauh Fayyad mengutarakan beberapa negara mendesak Israel mengucurkan dana yang dikumpulkannya dari ekspor dan impor Palestina atas nama PNA. Semua negara tersebut menyatakan upaya membuat Israel mengubah keputusannya masih belum membuahkan hasil.
PNA mengalami kekurangan satu miliar dolar AS. Mereka memerlukan lebih dari 240 juta dolar untuk memenuhi komitmen keuangannya setiap bulannya.
Sumber : Republika.online