BERITA TERKINI, Para ilmuwan percaya bahwa mereka telah
menemukan bukti kehidupan asing setelah melihat partikel aneh di
atmosfer bumi.
Sebuah tim tadi Sheffield University mengumpulkan organisme dari ketinggian statosfer. Mereka mengklaim bahwa organisme itu terlalu besar jika berasal dari planet (Bumi) ini.
Professor Milton Wainwright yang memimpin proyek ini mengatakan, hasil dari penelitian ini bisa sangat evolusioner dan akan benar-benar mengubah pandangan tentang biologi dan evolusi. “Ini adalah spesies yang tidak biasa. Kami sudah melakukan penelitian ini selama 12 tahun terakhir, tapi kami belum pernah menemukan yang seperti ini,” ucap Prof. Wainwraight kepada Scotsman.
“Sebelumnya, kami pernah menemukan bakteri yang menarik bagii kami tapi tidak bagi masyarakat luas. Jadi, ketika ini muncul kali pertama di komputer, ini sangat luar biasa.
“Jika kehidupan dari ruang angkasa terus meninjukkan keberadaannya, maka kita benar-benar harus mengubah pandangan kita tentang biologi dan evolusi,” lanjutnya.
“Dengan tidak ada cara bagaimana membawa partikel sebesar itu berada di statosfer, kita hanya dapat menyimpulkan bahwa benda asing itu berasal dari luar angkasa.”
“Kesimpulan kami, kehidupan asing terus berdatangan dari ruang angkasa ke bumi. Kehidupan tidak hanya terbatas pada bumi ini dan partikel itu hampir bisa dipastikan bukan berasal dari sini.”
Penemuan itu dilakukan setelah peneliti meluncurkan balon sejauh 27 kilometer ke langit sebelum meledak dan kembali ke tanah dan membawa beberapa sampel. Balon itu diluncurkan dekat Chester dengan membawa zat mikro yang hanya terpapar atmosfer ketika mencapai ketinggian 22-27km dari Bumi.
Media pembawa sampel mendarat dengan utuh di Wakefield, West Yorkshire. Para ilmuwan menemukan fragmen dari diatom--terutama dari kelompok ganggang--dan beberapa wujud biologis yang memiliki ukuran tidak biasa. Setelah mempelajarinya, para ilmuan menyimpulkan bahwa mereka berasal dari komet.
Sampel tersebut dikumpulkan selama hujan meteor dan para peneliti berencana untuk meluncurkan lagi balon pada bulan Oktober tahun ini untuk memastikan hasil yang sama.
“Kebanyakan orang pasti menganggap partikel itu berasal dari Bumi dan terbang ke statosfer, tapi kenyataannya partikel tersebut tidak dapat melayang sendiri ke ketinggian 27km kecuali karena gunung meletus. Tapi itu tidak terjadi selama tiga tahun terakhir selama penelitian berlangsung,” jelas Prof Wainwright , dari departemen universitas biologi molekuler dan bioteknologi.
Penemuan ini telah diterbitkan di Journal of Cosmology dan pemutakhiran penelitian tersebut akan dipublikasikan di jurnal yang sama dan akan terbit dalam waktu dekat.
Prof. Wainwright mengatakan timnya mendapatkan banyak kritik atas penemuan mereka dan ilmuwan lain mengabaikan kesimpulan mereka. Meski demikian ia dan timnya bertekad untuk mengumpulkan lebih banyak sampel.
Ia mengatakan balon yang diluncurkan akan lebih kecil dari balon yang sebelumnya dengan teknik baru yang ditemukan oleh para insinyur dari timnya.
Dia menambahkan, “Kami akan meluncurkannya pada 20 Oktober, namun itu semua bergantung pada kondisi cuaca dan angin. Karena pada saat itu ada hujan meteor dari Komet Halley, dan partikel-partikel itu kemungkinan besar dari komet. Kali ini kami akan mengambil gambar melalui kamera.”
Sebuah tim tadi Sheffield University mengumpulkan organisme dari ketinggian statosfer. Mereka mengklaim bahwa organisme itu terlalu besar jika berasal dari planet (Bumi) ini.
Professor Milton Wainwright yang memimpin proyek ini mengatakan, hasil dari penelitian ini bisa sangat evolusioner dan akan benar-benar mengubah pandangan tentang biologi dan evolusi. “Ini adalah spesies yang tidak biasa. Kami sudah melakukan penelitian ini selama 12 tahun terakhir, tapi kami belum pernah menemukan yang seperti ini,” ucap Prof. Wainwraight kepada Scotsman.
“Sebelumnya, kami pernah menemukan bakteri yang menarik bagii kami tapi tidak bagi masyarakat luas. Jadi, ketika ini muncul kali pertama di komputer, ini sangat luar biasa.
“Jika kehidupan dari ruang angkasa terus meninjukkan keberadaannya, maka kita benar-benar harus mengubah pandangan kita tentang biologi dan evolusi,” lanjutnya.
“Dengan tidak ada cara bagaimana membawa partikel sebesar itu berada di statosfer, kita hanya dapat menyimpulkan bahwa benda asing itu berasal dari luar angkasa.”
“Kesimpulan kami, kehidupan asing terus berdatangan dari ruang angkasa ke bumi. Kehidupan tidak hanya terbatas pada bumi ini dan partikel itu hampir bisa dipastikan bukan berasal dari sini.”
Penemuan itu dilakukan setelah peneliti meluncurkan balon sejauh 27 kilometer ke langit sebelum meledak dan kembali ke tanah dan membawa beberapa sampel. Balon itu diluncurkan dekat Chester dengan membawa zat mikro yang hanya terpapar atmosfer ketika mencapai ketinggian 22-27km dari Bumi.
Media pembawa sampel mendarat dengan utuh di Wakefield, West Yorkshire. Para ilmuwan menemukan fragmen dari diatom--terutama dari kelompok ganggang--dan beberapa wujud biologis yang memiliki ukuran tidak biasa. Setelah mempelajarinya, para ilmuan menyimpulkan bahwa mereka berasal dari komet.
Sampel tersebut dikumpulkan selama hujan meteor dan para peneliti berencana untuk meluncurkan lagi balon pada bulan Oktober tahun ini untuk memastikan hasil yang sama.
“Kebanyakan orang pasti menganggap partikel itu berasal dari Bumi dan terbang ke statosfer, tapi kenyataannya partikel tersebut tidak dapat melayang sendiri ke ketinggian 27km kecuali karena gunung meletus. Tapi itu tidak terjadi selama tiga tahun terakhir selama penelitian berlangsung,” jelas Prof Wainwright , dari departemen universitas biologi molekuler dan bioteknologi.
Penemuan ini telah diterbitkan di Journal of Cosmology dan pemutakhiran penelitian tersebut akan dipublikasikan di jurnal yang sama dan akan terbit dalam waktu dekat.
Prof. Wainwright mengatakan timnya mendapatkan banyak kritik atas penemuan mereka dan ilmuwan lain mengabaikan kesimpulan mereka. Meski demikian ia dan timnya bertekad untuk mengumpulkan lebih banyak sampel.
Ia mengatakan balon yang diluncurkan akan lebih kecil dari balon yang sebelumnya dengan teknik baru yang ditemukan oleh para insinyur dari timnya.
Dia menambahkan, “Kami akan meluncurkannya pada 20 Oktober, namun itu semua bergantung pada kondisi cuaca dan angin. Karena pada saat itu ada hujan meteor dari Komet Halley, dan partikel-partikel itu kemungkinan besar dari komet. Kali ini kami akan mengambil gambar melalui kamera.”
Sumber: Republika Online