Polisi Iran, sejumlah pejabat pemerintah dan warga melihat eksekusi hukum gantung terdakwa yang divonis mati.
BERITA TERKINI, TEHERAN -- Iran mengeksekusi 16 gerilyawan
sebagai pembalasan atas serangan kelompok bersenjata yang menewaskan
sedikitnya 14 penjaga perbatasan di dekat perbatasan Pakistan, Sabtu
(26/10) waktu setempat.
Penyergapan tersebut
Penyergapan tersebut
dilakukan semalam di
pegunungan Sistan-Baluchestan, sebuah provinsi di tenggara Iran.
Provinsi ini merupakan rumah bagi sebuah komunitas besar minoritas
Muslim Sunni. Wilayah ini rawan pengedar narkoba dan merupakan markas
gerilyawan.
"Sebanyak 14 penjaga perbatasan tewas dalam bentrokan bersenjata di wilayah Saravan. Sedangkan lima lainnya luka-luka," kata kantor berita resmi IRNA, Ahad (27/10).
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai 'bandit atau pemberontak yang menentang republik Islam'. Namun, Wakil Menteri Dalam Negeri Ali Abdollahi mengatakan para penjaga tewas dalam penyergapan oleh anggota kelompok yang bermusuhan.
"Tiga tentara disandera dan dibawa ke sisi lain perbatasan di Pakistan," katanya.
Dia menambahkan Iran akan mengambil langkah-langkah untuk membebaskan mereka. Dalam pembalasan atas serangan itu, pihak berwenang Iran mengatakan mereka menggantung 16 'pemberontak' di sebuah penjara di wilayah tersebut.
"Sebanyak 14 penjaga perbatasan tewas dalam bentrokan bersenjata di wilayah Saravan. Sedangkan lima lainnya luka-luka," kata kantor berita resmi IRNA, Ahad (27/10).
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai 'bandit atau pemberontak yang menentang republik Islam'. Namun, Wakil Menteri Dalam Negeri Ali Abdollahi mengatakan para penjaga tewas dalam penyergapan oleh anggota kelompok yang bermusuhan.
"Tiga tentara disandera dan dibawa ke sisi lain perbatasan di Pakistan," katanya.
Dia menambahkan Iran akan mengambil langkah-langkah untuk membebaskan mereka. Dalam pembalasan atas serangan itu, pihak berwenang Iran mengatakan mereka menggantung 16 'pemberontak' di sebuah penjara di wilayah tersebut.
Sumber: Republika Online