Kapal kemanusiaan Estelle
BERITA TERKINI, TEL AVIV - Seorang aktivis pro Palestina yang
ikut dalam rombongan kapal Estelle, Yonatan Shapira, mengaku mendapat
perlakuan tak menyenangkan ketika kapal yang tengah ditumpanginya itu
disergap tentara Israel Sabtu (20/10) waktu setempat. Dirinya mengaku
disetrum salah seorang tentara pencegat menggunakan senapan listrik.
"Tentara Israel menggunakan senapan listrik untuk melumpuhkan para aktivis," kata ibu Yonatan, Zvia Shapira menirukan perkataan anaknya kepada YnetNews, Ahad (21/20). Yonatan sempat menelpon ibunya ketika ditahan di kantor kepolisian Israel di Pelabuhan Ashdod.
Lebih lanjut Zvia mengatakan, Yonatan mendapatkan sengatan listrik di bagian kaki dan lengannya. Perlakuan serupa juga dialami oleh puluhan aktivis lain di dalam kapal.
"Yonatan mengatakan bahwa ia disengat di kaki dan lengan. Sengatan itu tidak berbunyi nyaring, tapi terasa sakit," imbuh Zvia.
Zvia mengaku mendukung keputusan anaknya untuk ikut dalam misi kemanusiaan ke Jalur Gaza itu. Menurutnya Yonatan tidak membenci Israel, melainkan hanya ingin membantu meringankan penderitaan warga Palestina di Gaza.
"Dia tidak membenci Israel. Dia tahu bahwa pemerintah Israel sedang melakukan suatu hal yang tidak bisa dibayangkan dengan memblokade Gaza. Dia sadar tidak bisa menyudahi konflik seorang diri," ujar Zvia.
Seperti diketahui, angkatan laut Israel mengambil alih kapal milik Swedia itu pada Sabtu (20/20). Kapal yang mengangkut puluhan aktivis kemanusiaan itu dikepung oleh kapal-kapal militer di perairan internasional di kordinat N31 26 E33 45. Estelle melepas jangkar dari pelabuhan Italia di Naples pada 6 Oktober lalu.
Kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan itu mempunyai misi menembus blokade Israel untuk menyerahkan bantuan ke warga Jalur Gaza.
Sumber : Rapublika.online
"Tentara Israel menggunakan senapan listrik untuk melumpuhkan para aktivis," kata ibu Yonatan, Zvia Shapira menirukan perkataan anaknya kepada YnetNews, Ahad (21/20). Yonatan sempat menelpon ibunya ketika ditahan di kantor kepolisian Israel di Pelabuhan Ashdod.
Lebih lanjut Zvia mengatakan, Yonatan mendapatkan sengatan listrik di bagian kaki dan lengannya. Perlakuan serupa juga dialami oleh puluhan aktivis lain di dalam kapal.
"Yonatan mengatakan bahwa ia disengat di kaki dan lengan. Sengatan itu tidak berbunyi nyaring, tapi terasa sakit," imbuh Zvia.
Zvia mengaku mendukung keputusan anaknya untuk ikut dalam misi kemanusiaan ke Jalur Gaza itu. Menurutnya Yonatan tidak membenci Israel, melainkan hanya ingin membantu meringankan penderitaan warga Palestina di Gaza.
"Dia tidak membenci Israel. Dia tahu bahwa pemerintah Israel sedang melakukan suatu hal yang tidak bisa dibayangkan dengan memblokade Gaza. Dia sadar tidak bisa menyudahi konflik seorang diri," ujar Zvia.
Seperti diketahui, angkatan laut Israel mengambil alih kapal milik Swedia itu pada Sabtu (20/20). Kapal yang mengangkut puluhan aktivis kemanusiaan itu dikepung oleh kapal-kapal militer di perairan internasional di kordinat N31 26 E33 45. Estelle melepas jangkar dari pelabuhan Italia di Naples pada 6 Oktober lalu.
Kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan itu mempunyai misi menembus blokade Israel untuk menyerahkan bantuan ke warga Jalur Gaza.
Sumber : Rapublika.online