Bangunan hunian di Rishon Letzion, Tel Aviv, yang hancur oleh serangan roket Hamas pada 20 November 2012
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, tiba di Israel, pagi ini, melakukan perbincangan dengan PM Israel, Benyamin Netanyahu setelah satu hari di mana Israel terus menggempur dengan serangan mematikan di Gaza dan dua warga Israel tewas akibat serangan roket Hamas.
Awal, diplomasi di belakang layar penuh ketegangan di Kairo, Yerusalem dan Gaza mencoba mengupayakan kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran yang telah merenggut lebih dari 130 nyawa.
Hamas mengumumkan bahwa gencatan senjata segera dicapai dalam hitungan jam namun dimentahkan kembali oleh jurubicara pemerintah Israel.
Pagi ini pejabat Hamas kepada Reuters mengatakan kesepakatan telah ditunda karena Israel belum menanggapi proposal damai dan menyatakan 'kami harus menunggu hingga besok'.
Sumber diplomatik Israel, kepada AFP menyatakan negosiasi berlangsung ketika seorang pejabat Mesir menyatakan 'pengumuman mengenai kesepakatan belum bisa dilakukan malam ini karena kami masih menunggu tanggapan dari Israel."
Saat para diplomat mencoba mencapai kesepakatan di balik pintu, dua lagi warga Israel tewas akibat serangan roket menjadikan total lima warga terbunuh.
Korban adalah seorang keturunan Bedouin yang bekerja untuk kontraktor pertahanan dan tentara berusia 18 tahun yang terbunuh oleh roket di kawasan Eshkol, selatan bagian perbatasan Gaza-Israel.
Kemudian roket bikinan Iran, Fajr5 juga menghantam langsung di sebuah bangunan hunian di bagian Tel Aviv, menyebabkan kerusakan besar.
Fajr5 yang menghantam gedung delapan lantai di Rishon Letzion itu menandai kali pertama roket jarak jauh dari Gaza menyerang area berpopulasi padat metropolitan Tel Aviv. Dua orang dilaporkan cedera ringan.
Sementara warga sipil Palestina yang terbunuh oleh serangan jet tempur, artileri dan amunisi kapal kian bertambah. Israel meningkatkan serangan ke Gaza membuat korban tewas menjadi 130 orang, termasuk puluhan warga sipil, menurut laporan sumber medis di lapangan.
Israel menjatuhkan selebaran lewat udara yang mendesak warga pergi meninggalkan beberapa area untuk kesalamatan mereka. Aksi itu memicu ketakutan bahwa potensi serangan darat masih terbuka.
Warga Gaza di aera yang menjadi sasaran selebaran menuju ke sekolah-sekolah milik PBB untuk mencari perlindungan seraya membawa matras dan tas penuh pakaian.
Sumber : Republika.online