Dua orang pemuda mengibarkan bendera Palestina
saat berunjuk rasa mengutuk serangan Israel terhadap warga sipil Gaza
di luar gedung Konsulat Israel di San Francisco, California, Kamis
(15/11). (Reuters/Stephen Lam)
Kantor berita al-Majed, sebagaimana dikutip Fars News melaporkan, "Rezim Israel di tahun-tahun pasca perang tidak mampu meng-update database target serangannya di Gaza. Namun, mereka juga mengklaim memiliki database terkait informasi akurat letak landasan peluncuran roket dan gudang persenjataan serta markas pemimpin gerakan perlawanan Palestina."
Pada saat yang sama, salah seorang aparat keamanan Gaza, Abu Ibrahim mengaku pernah diminta oleh agen rahasia Israel, Shabak, dan sejumlah mata-matanya untuk mengidentifikasi letak landasan peluncuran roket serta gudang-gudang senjata brigade-brigade perlawanan Palestina.
Dari salah satu percakapan seorang tentara Israel dengan mata-matanya yang berhasil direkam gerakan perlawanan Palestina, diketahui bahwa Shabak tidak mampu mengidentifikasi dengan akurat sasaran mereka di Gaza sehingga dapat menghantamnya.
Tentara Israel itu meminta mata-matanya untuk mulai bergerak di sekitar lokasi peluncuran roket gerakan perlawanan Palestina, dan mengidentifikasi tempat-tempat itu dengan tepat sehingga dapat dijadikan sasaran rudal-rudalnya.
Abu Ibrahim mengatakan bahwa gerakan Shabak di Gaza tidak sederhana, pasalnya mata-mata mereka yang berhasil ditangkap pejuang Palestina terhitung banyak. Selain itu, gerakan perlawanan Palestina berhasil mengelabui mereka dengan informasi-informasi salah melalui sejumlah kanal khusus mereka di dalam agen spionase tersebut.
Sumber : Republika.online