BERITA TERKINI, RAMALLAH -- Amerika Serikat mendesak Presiden
Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas mempertahankan Perdana Menteri
Palestina, Salam Fayyad.
Fayyad mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Abbas, Rabu (10/4). Langkah ini sudah diduga sebelumnya, menyusul keretakan hubungan antara keduanya terkait dengan kebijakan pemerintahan.
Pemerintah Amerika meningkatkan hubungannya dengan pemimpin Palestina untuk mencegah Abbas menyetujui pengunduran diri Fayyad.
Seorang anggota senior Partai Fatah, partai pimpinan Abbas mengungkapkan, Fayyad mundur karena Abbas geram saat ia menerima pengunduran diri Nabil Qassis sebagai menteri keuangan, tanpa berkonsultasi dengan Abbas.
Azzam Al-Ahmad, anggota Komite Sentral Fatah, mengatakan, masalah pengunduran diri Fayyad akan diputuskan setelah Abbas kembali dari Yordania. "Abbas dan Fayyad dijadwalkan bertemu untuk membahas kemungkinan kembalinya Qassis ke jabatannya," katanya seperti dinukil Xinhua.
Namun, sumber tersebut mengatakan pertemuan antara kedua pejabat itu telah ditunda untuk waktu yang tak ditentukan. Krisis tersebut mencerminkan penolakan umum terhadap Fayyad di kalangan pemimpin Palestina.
Fayyad (61), mantan ahli Bank Dunia, dicalonkan Abbas untuk membentuk pemerintah yang berpusat di Tepi Barat Sungai Jordan, setelah Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) mengusir pasukan Abbas dan menguasai Jalur Gaza pada 2007.
Fatah sejak dulu selalu menuntut portofolio utama dalam pemerintah Fayyad. Qassis, mantan cendekiawan independen, bergabung dengan pemerintah tahun lalu, setelah disarankan Fatah, yang tak ingin Fayyad mempertahankan portofolio keuangan buat dirinya selamanya.
Sumber: Republika.online
Fayyad mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Abbas, Rabu (10/4). Langkah ini sudah diduga sebelumnya, menyusul keretakan hubungan antara keduanya terkait dengan kebijakan pemerintahan.
Pemerintah Amerika meningkatkan hubungannya dengan pemimpin Palestina untuk mencegah Abbas menyetujui pengunduran diri Fayyad.
Seorang anggota senior Partai Fatah, partai pimpinan Abbas mengungkapkan, Fayyad mundur karena Abbas geram saat ia menerima pengunduran diri Nabil Qassis sebagai menteri keuangan, tanpa berkonsultasi dengan Abbas.
Azzam Al-Ahmad, anggota Komite Sentral Fatah, mengatakan, masalah pengunduran diri Fayyad akan diputuskan setelah Abbas kembali dari Yordania. "Abbas dan Fayyad dijadwalkan bertemu untuk membahas kemungkinan kembalinya Qassis ke jabatannya," katanya seperti dinukil Xinhua.
Namun, sumber tersebut mengatakan pertemuan antara kedua pejabat itu telah ditunda untuk waktu yang tak ditentukan. Krisis tersebut mencerminkan penolakan umum terhadap Fayyad di kalangan pemimpin Palestina.
Fayyad (61), mantan ahli Bank Dunia, dicalonkan Abbas untuk membentuk pemerintah yang berpusat di Tepi Barat Sungai Jordan, setelah Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) mengusir pasukan Abbas dan menguasai Jalur Gaza pada 2007.
Fatah sejak dulu selalu menuntut portofolio utama dalam pemerintah Fayyad. Qassis, mantan cendekiawan independen, bergabung dengan pemerintah tahun lalu, setelah disarankan Fatah, yang tak ingin Fayyad mempertahankan portofolio keuangan buat dirinya selamanya.
Sumber: Republika.online