Mereka diklaim bekerja lebih luas melampui CIA. Email yang diterima Wikileaks mengungkap, Google tidak hanya kontraktor intelijen bagi CIA dan Departemen Pertahanan AS tetapi juga pemerintah asing lain.
Email tersebut berisi penjelasan kriminal dan kegiatan teroris yang melibatkan Google, termasuk operasi pemberontakan. Google telah membantu operasi militer di Suriah. Mereka juga bekerja dengan Arab Saudi, Turki, dan Azerbaijan untuk mengganggung stabilitas Iran.
Dilansir PressTV, email tersebut mengungkap pertemuan eksekutif Google dan kelompok pemberontak di Azerbaijan untuk melawan Iran. Google terlibat langsung dalam rencana penyerangan tersebut.
Agen kontra Intelijen Afrika Selatan SACIA mengatakan, Google harus dibawa ke pengadilan terorisme. "Sudah waktunya bagi pemerintah untuk mengambil tindakan dan bangun setelah Google mengancam keamanan dunia ketika infromasi rahasia ditukar tanpa kontrol pemerintah, " ujarnya.
Menurut mereka, Google telah melanggar perjanjian internasional tentang pertukaran informasi rahasia dan non rahasia dari PBB. Batas antara keamanan swasta dan terorisme dinilai kabur karena tidak adanya pelaporan spionase yang dilakukan Google.
Sumber: Republika.online