POHUWATO.ONLINE, SITTWE -- Ratusan ribu masyarakat Bangladesh dan
Myanmar diperintahkan untuk melakukan evakuasi, Rabu (15/5). Ini
menyusul adanya angin topan di atas wilayah pesisir tempat kamp
pengungsi korban kerusuhan.
Amerika serikat (AS) telah memeringatkan, lebih dari delapan juta orang berpotensi kena dampak topan Mahasen yang diperkirakan akan turun hari ini atau besok dekat perbatasan kedua negara.
Bangladesh memberi tahu ratusan ribu orang yang tinggal di dataran rendah untuk pindah ke tempat perlindungan. Sementara Myanmar mengumumkan rencana untuk merelokasi sekitar 166 ribu orang ke pantai barat laut untuk keamanan.
Sementara itu di Rakhine, banyak Muslim Rohingya yang menyatakan terlalu takut untuk pindah. Ini memerlihatkan ketidakpercayaan mereka terhadap pihak otoritas dan penganut Buddha setempat.
"Kami dapat mati di sini. Kami tidak punya tempat untuk pergi," kata Yu Sut Taw, Muslim yang tinggai di pinggiran kota Sittwe seperti dikutip Arab News, Kamis (16/5).
Sebelumnya, 58 orang Rohingya hilang setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik ketika mencoba lari mencari tempat yang lebih tinggi. Ini menggambarkan bahaya yang dihadapi oleh mereka yang mencoba menyelamatkan diri.
Lembaga Koordinasi Kemanusiaan PBB menyatakan, topan telah kehilangan sebagian kekuatannya ketika melewati Teluk Bengal. Namun, tetap memiliki potensi membahayakan untuk 8,2 juta orang di timurlaut India, Bangladesh, dan Myanmar.
"Kami telah memeringatkan pengungsi Rohingya, yang memiliki dokumen dan tidak, akan bahaya dari topan ini," kata Mohammad Kamruzzaman, hakim pemerintah yang bertanggung jawab atas kamp pengungsi Rohingya.
Sumber: Republika.online
Amerika serikat (AS) telah memeringatkan, lebih dari delapan juta orang berpotensi kena dampak topan Mahasen yang diperkirakan akan turun hari ini atau besok dekat perbatasan kedua negara.
Bangladesh memberi tahu ratusan ribu orang yang tinggal di dataran rendah untuk pindah ke tempat perlindungan. Sementara Myanmar mengumumkan rencana untuk merelokasi sekitar 166 ribu orang ke pantai barat laut untuk keamanan.
Sementara itu di Rakhine, banyak Muslim Rohingya yang menyatakan terlalu takut untuk pindah. Ini memerlihatkan ketidakpercayaan mereka terhadap pihak otoritas dan penganut Buddha setempat.
"Kami dapat mati di sini. Kami tidak punya tempat untuk pergi," kata Yu Sut Taw, Muslim yang tinggai di pinggiran kota Sittwe seperti dikutip Arab News, Kamis (16/5).
Sebelumnya, 58 orang Rohingya hilang setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik ketika mencoba lari mencari tempat yang lebih tinggi. Ini menggambarkan bahaya yang dihadapi oleh mereka yang mencoba menyelamatkan diri.
Lembaga Koordinasi Kemanusiaan PBB menyatakan, topan telah kehilangan sebagian kekuatannya ketika melewati Teluk Bengal. Namun, tetap memiliki potensi membahayakan untuk 8,2 juta orang di timurlaut India, Bangladesh, dan Myanmar.
"Kami telah memeringatkan pengungsi Rohingya, yang memiliki dokumen dan tidak, akan bahaya dari topan ini," kata Mohammad Kamruzzaman, hakim pemerintah yang bertanggung jawab atas kamp pengungsi Rohingya.
Sumber: Republika.online