POHUWATO.ONLINE, JAKARTA---Menteri Agama Suryadharma Ali
mengatakan, tidak mustahil Indonesia bisa mengalami krisis ulama karena
indikator ke arah itu mulai terlihat seperti mulai menurunnya anak-anak
masuk Pondok Pesantren (Ponpes) dan makin sedikitnya orang mempelajari
kitab kuning.
Pernyataan itu terungkap ketika berlangsung dialog antara Menteri Agama dengan pengurus Nahdlatul Ulama (NU), pengurus lembaga pendidikan Maarif di Gedung Sasana Krida Yogyakarta.
Ia menjelaskan, dewasa ini memang tuntutan lembaga pendidikan Islam harus lebih berkualitas dan memiliki pembeda dengan universitas lainnya di bawah naungan Mendikbud. Perbedaan itu adalah kualitas pendidikan agama yang harus lebih menonjol. Sebab, muara dari pendidikan itu sendiri adalah melahirkan orang berakhlak mulia dengan berpegang pada disiplin ilmu yang dipelajarinya. Jadi, tentu harus punya nilai lebih.
Jika di universitas negeri ada fakultas ilmu sosiologi, di Universitas Negeri Islam pun hal yang sama dapat dipelajari. Tapi, harus memiliki nilai plus yaitu pelajaran agama dan berakhlak, katanya.
Ia menjelaskan, turunnya minat anak didik masuk Ponpes dan kurangnya animo orang mempelajari kitab kuning diikuti sulitnya posisi lembaga pendidikan Islam yang kebanyakan berstatus swasta. Bahkan ada anggota NU tak berkeinginan memasukkan putranya ke lembaga pendidikan Maarif.
Sumber: Republika.online
Pernyataan itu terungkap ketika berlangsung dialog antara Menteri Agama dengan pengurus Nahdlatul Ulama (NU), pengurus lembaga pendidikan Maarif di Gedung Sasana Krida Yogyakarta.
Ia menjelaskan, dewasa ini memang tuntutan lembaga pendidikan Islam harus lebih berkualitas dan memiliki pembeda dengan universitas lainnya di bawah naungan Mendikbud. Perbedaan itu adalah kualitas pendidikan agama yang harus lebih menonjol. Sebab, muara dari pendidikan itu sendiri adalah melahirkan orang berakhlak mulia dengan berpegang pada disiplin ilmu yang dipelajarinya. Jadi, tentu harus punya nilai lebih.
Jika di universitas negeri ada fakultas ilmu sosiologi, di Universitas Negeri Islam pun hal yang sama dapat dipelajari. Tapi, harus memiliki nilai plus yaitu pelajaran agama dan berakhlak, katanya.
Ia menjelaskan, turunnya minat anak didik masuk Ponpes dan kurangnya animo orang mempelajari kitab kuning diikuti sulitnya posisi lembaga pendidikan Islam yang kebanyakan berstatus swasta. Bahkan ada anggota NU tak berkeinginan memasukkan putranya ke lembaga pendidikan Maarif.
Sumber: Republika.online