POHUWATO ONLINE, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki,
meminta masyarakat Sunni dan Syiah melaksanakan sholat bersama setelah
gelombang pemboman tempat-tempat ibadah oleh penyerang yang ingin
mengobarkan kekerasan sektarian di negara itu.
"Saya menyerukan pelaksanaan sholat bersama di salah satu masjid besar Baghdad pada setiap Jumat,'' kata Maliki dalam sebuah pernyataan.
"Mereka yang menyerang masjid adalah musuh masyarakat Sunni serta Syiah,'' katanya. ''Mereka berencana mengobarkan kekerasan (sektarian).''
Ledakan-ledakan bom di dekat masjid Sunni Saria di Baquba, sebelah utara Baghdad, menewaskan 41 orang pada Jumat. Serangan terjadi sehari setelah 12 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di pintu gerbang husseiniyah (tempat ibadah Syiah) Al-Zahraa di kota Kirkuk di Irak utara.
Ketegangan meningkat antara pemerintah Maliki (Syiah) dan anggota-anggota minoritas Sunni yang menuduh pihak berwenang mengincar komunitas mereka, termasuk penangkapan-penangkapan yang salah dan tuduhan keterlibatan dalam terorisme.
Gelombang protes juga terjadi di daerah-daerah Sunni Irak sejak lima bulan lalu. Mereka menuntut pengunduran diri Maliki.
Serangan-serangan itu terjadi setelah gelombang kekerasan menewaskan lebih dari 240 orang dalam tujuh hari pada akhir April. Kekerasan yang menimbulkan kekhawatiran mengenai kembalinya kerusuhan sektarian yang menewaskan puluhan ribu orang.
Sumber: Republika Online
"Saya menyerukan pelaksanaan sholat bersama di salah satu masjid besar Baghdad pada setiap Jumat,'' kata Maliki dalam sebuah pernyataan.
"Mereka yang menyerang masjid adalah musuh masyarakat Sunni serta Syiah,'' katanya. ''Mereka berencana mengobarkan kekerasan (sektarian).''
Ledakan-ledakan bom di dekat masjid Sunni Saria di Baquba, sebelah utara Baghdad, menewaskan 41 orang pada Jumat. Serangan terjadi sehari setelah 12 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di pintu gerbang husseiniyah (tempat ibadah Syiah) Al-Zahraa di kota Kirkuk di Irak utara.
Ketegangan meningkat antara pemerintah Maliki (Syiah) dan anggota-anggota minoritas Sunni yang menuduh pihak berwenang mengincar komunitas mereka, termasuk penangkapan-penangkapan yang salah dan tuduhan keterlibatan dalam terorisme.
Gelombang protes juga terjadi di daerah-daerah Sunni Irak sejak lima bulan lalu. Mereka menuntut pengunduran diri Maliki.
Serangan-serangan itu terjadi setelah gelombang kekerasan menewaskan lebih dari 240 orang dalam tujuh hari pada akhir April. Kekerasan yang menimbulkan kekhawatiran mengenai kembalinya kerusuhan sektarian yang menewaskan puluhan ribu orang.
Sumber: Republika Online