BERITA TERKINI, TEL AVIV -- Otoritas Israel mengalami depresi
akibat lemahnya pertahanan militer negara tersebut. Komandan Garis Depan
Pertahanan Israel, Mayor Jenderal Eyal Eisenberg, mengatakan Israel
sekarang berada dalam garis api kehancuran.
Kata dia, pertahanan zionis tidak akan sanggup menahan hantaman rudal-rudal dari Hizbullah di perbatasan Israel dan Lebanon. ''Saya merekomendasikan agar adanya kemampuan pertahanan yang lebih baik dari waktu ke waktu,'' kata dia, kepada Hareetz, dan dilansir the Guardian, Ahad (31/3).
Eisenberg memproyeksikan sistem pertahanan antirudal milik Negara Yahudi itu tak akan sanggup melindungi masyarakat Israel. Kata dia, selama ini zionis bergantung pada lima interseptor anti rudal yang berada di sepanjang perbatasan Israel, Gaza dan Lebanon.
Lima interseptor tersebut, adalah barang impor dari Amerika Serikat (AS). Sistem pencegat rudal itu memang teruji ampuh mencegat serangan roket yang terbang dari kelompok bersenjata Hamas di Jalur Gaza. Dalam operasi militer tahun lalu, dikatakan sekira 85 persen serangan roket Hamas berakhir di udara, interseptor mencegat roket-roket itu sebelum menghantam tanah ilegal.
Militer Israel menyebut sistem pertahanan Iron Dome itu bertanggung jawab meredam hampir 1.500 roket milik Hamas. Akan tetapi, Eisenberg melanjutkan serangan dari arah utara Israel akan lebih mematikan. Kata dia, Hizbullah siap dengan 5.000 rudal berhulu ledak tinggi yang siap meluncur ke Israel. Jumlah tersebut menurutnya tidak dapat dilawan dengan Iron Dome.
Sumber: Republika.online
Kata dia, pertahanan zionis tidak akan sanggup menahan hantaman rudal-rudal dari Hizbullah di perbatasan Israel dan Lebanon. ''Saya merekomendasikan agar adanya kemampuan pertahanan yang lebih baik dari waktu ke waktu,'' kata dia, kepada Hareetz, dan dilansir the Guardian, Ahad (31/3).
Eisenberg memproyeksikan sistem pertahanan antirudal milik Negara Yahudi itu tak akan sanggup melindungi masyarakat Israel. Kata dia, selama ini zionis bergantung pada lima interseptor anti rudal yang berada di sepanjang perbatasan Israel, Gaza dan Lebanon.
Lima interseptor tersebut, adalah barang impor dari Amerika Serikat (AS). Sistem pencegat rudal itu memang teruji ampuh mencegat serangan roket yang terbang dari kelompok bersenjata Hamas di Jalur Gaza. Dalam operasi militer tahun lalu, dikatakan sekira 85 persen serangan roket Hamas berakhir di udara, interseptor mencegat roket-roket itu sebelum menghantam tanah ilegal.
Militer Israel menyebut sistem pertahanan Iron Dome itu bertanggung jawab meredam hampir 1.500 roket milik Hamas. Akan tetapi, Eisenberg melanjutkan serangan dari arah utara Israel akan lebih mematikan. Kata dia, Hizbullah siap dengan 5.000 rudal berhulu ledak tinggi yang siap meluncur ke Israel. Jumlah tersebut menurutnya tidak dapat dilawan dengan Iron Dome.
Sumber: Republika.online