Para pengunjuk rasa menyerang dan menjarah markas Ikhwanul Muslimin
di distrik Muqatam di Kairo, Senin (1/7). (AP/Khalil Hamra)
text-decoration: none;">
BERITA TERKINI, JAKARTA -- Pengamat Timur Tengah Universitas
Indonesia (UI) Yon Machmudi mencemaskan nasib Ikhwanul Muslimin (IM)
pascalengsernya Presiden Muhammad Mursi dalam kudeta militer di Mesir,
Kamis (3/7) lalu.
Menurut Yon, IM akan sama seperti di era Husni Mubarak silam. Saat itu, partai IM merupakan partai terlarang dan mereka hanya bisa bergerak secara sembunyi-sembunyi.
Pergerakan yang diistilahkan "gerakan bawah tanah" tersebut, kata dia, bisa saja akan kembali terulang sebagai mana dahulu, dimana politisi dan tokoh-tokoh IM akan diburu dan ditangkap.
"Ini yang kita khawatirkan, Mesir akan kembali ke era-era sebelumnya dimana pergerakan Ikhwanul Muslimin (IM) akan dilarang. Saat ini, dengan ditangkapnya pemimpin-pemimpin IM tentu akan membawa Mesir pada kemunduran seperti di zaman Mubarak," kata Yon.
Sumber: Republika Online
Menurut Yon, IM akan sama seperti di era Husni Mubarak silam. Saat itu, partai IM merupakan partai terlarang dan mereka hanya bisa bergerak secara sembunyi-sembunyi.
Pergerakan yang diistilahkan "gerakan bawah tanah" tersebut, kata dia, bisa saja akan kembali terulang sebagai mana dahulu, dimana politisi dan tokoh-tokoh IM akan diburu dan ditangkap.
"Ini yang kita khawatirkan, Mesir akan kembali ke era-era sebelumnya dimana pergerakan Ikhwanul Muslimin (IM) akan dilarang. Saat ini, dengan ditangkapnya pemimpin-pemimpin IM tentu akan membawa Mesir pada kemunduran seperti di zaman Mubarak," kata Yon.
Sumber: Republika Online