BERITA TERKINI, KAIRO--Istana Presiden Mesir menyambut seruan
Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fatah Al Sisi pada Rabu agar
rakyat turun ke jalan pada Jumat depan.
"Semua rakyat hendaknya turun ke jalan pada Jumat untuk demo besar menentang teroris," kata Juru Bicara Presiden, Ahmed Al Mosalamany, beberapa saat setelah seruan Jenderal Al Sisi.
Jenderal Al Sisi dalam pidatonya pada Rabu menyerukan seluruh rakyat rakyat supaya turun ke jalan untuk apa yang disebutnya memperkuat tentara dan polisi dalam memberantas "teroris".
"Semua rakyat Mesir hendaknya turun ke jalan pada Jumat untuk memberi saya mandat dan perintah untuk menindak tegas aksi kekerasan dan terorisme," kata Al Sisi merujuk pada aksi demo berhari-hari oleh Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.
Ibarat gayung bersambut, seruan Al Sisi itu diamini oleh oposisi pendukung kudeta militer yang melengserkan Presiden Moursi pada 3 juli silam.
Pelengseran Moursi itu diawali dengan demo besar pada 30 Juni oposisi anti-pemerintah yang oleh militer dianggap sebagai "mandat" untuk melengserkan Presiden Moursi.
Gerakan Tamarrud (Pemberontak) yang mengorganisasi demo 30 Juni tersebut juga menyambut baik anjuran militer dan menyerukan pendukungnya di seantero negara untuk turun ke jalan pada Jumat.
Menanggapi seruan militer itu, Ikhwanul Muslimin dalam pernyataannya menyebut seruan itu sebagai ancaman untuk perang saudara. "Seruan Al Sisi itu sangat berbahaya. Itu tak ubahnya sebagai ancaman untuk perang saudara," demikian pernyataan Ikhwanul Muslimin.
Partai Al Nur, sayap politik Salafi yang mendukung kudeta, menolak seruan Al Sisi tersebut, dan mengimbau pendukungnya agar berdiam di rumah pada Jumat.
Sebaliknya, Ikhwanul Muslimin, yang telah 26 hari berunjuk rasa, menyerukan semua pendukungnya untuk turun memenuhi jalan-jalan di Kairo dan seluruh kota-kota provinsi mulai Rabu hingga seterusnya.
"Semua rakyat hendaknya turun ke jalan pada Jumat untuk demo besar menentang teroris," kata Juru Bicara Presiden, Ahmed Al Mosalamany, beberapa saat setelah seruan Jenderal Al Sisi.
Jenderal Al Sisi dalam pidatonya pada Rabu menyerukan seluruh rakyat rakyat supaya turun ke jalan untuk apa yang disebutnya memperkuat tentara dan polisi dalam memberantas "teroris".
"Semua rakyat Mesir hendaknya turun ke jalan pada Jumat untuk memberi saya mandat dan perintah untuk menindak tegas aksi kekerasan dan terorisme," kata Al Sisi merujuk pada aksi demo berhari-hari oleh Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.
Ibarat gayung bersambut, seruan Al Sisi itu diamini oleh oposisi pendukung kudeta militer yang melengserkan Presiden Moursi pada 3 juli silam.
Pelengseran Moursi itu diawali dengan demo besar pada 30 Juni oposisi anti-pemerintah yang oleh militer dianggap sebagai "mandat" untuk melengserkan Presiden Moursi.
Gerakan Tamarrud (Pemberontak) yang mengorganisasi demo 30 Juni tersebut juga menyambut baik anjuran militer dan menyerukan pendukungnya di seantero negara untuk turun ke jalan pada Jumat.
Menanggapi seruan militer itu, Ikhwanul Muslimin dalam pernyataannya menyebut seruan itu sebagai ancaman untuk perang saudara. "Seruan Al Sisi itu sangat berbahaya. Itu tak ubahnya sebagai ancaman untuk perang saudara," demikian pernyataan Ikhwanul Muslimin.
Partai Al Nur, sayap politik Salafi yang mendukung kudeta, menolak seruan Al Sisi tersebut, dan mengimbau pendukungnya agar berdiam di rumah pada Jumat.
Sebaliknya, Ikhwanul Muslimin, yang telah 26 hari berunjuk rasa, menyerukan semua pendukungnya untuk turun memenuhi jalan-jalan di Kairo dan seluruh kota-kota provinsi mulai Rabu hingga seterusnya.
Sumber: Republika Online