BERITA TERKINI, KAIRO -- Jalanan di Ibu Kota Mesir, Kairo, dan
berbagai kota provinsi, Jumat (19/7), kembali diwarnai unjuk rasa oleh
massa dua kelompok berseberangan, yaitu pendukung dan antikudeta
militer.
Anti-Mursi mengusung tuntutan pengadilan terhadap Presiden terguling, Muhammad Mursi, sedangkan pendukung dari Ikhwanul Muslimin tetap menuntut pengembalian keabsahan Presiden Mursi.
Militer sebelumnya memperingatkan akan mengambil tindakan keras kepada pihak-pihak yang mencoba melanggar ketertiban umum. Meskipun benyak kalangan mengkhawatirkan terjadi bentrokan antara kedua kubu berseteruan politik tersebut, unjuk rasa secara umum berlangsung aman.
Hanya saja sempat terjadi insiden kecil di Masjid Agung Al Azhar, Hussein, pusat kota Kairo, usai shalat Jumat antara pendukung presiden terguling dan aparat keamanan. Belasan orang ditangkap, termasuk beberapa orang yang diduga warga asing dari Suriah dan Palestina, saat unjuk rasa di Masjid Al Azhar tersebut.
Banyak jalanan di kota Kairo diblokir tentara dengan kawat berduri dan tank tempur untuk mencegah terjadinya bentrokan antara kedua kubu bila bertemu di satu titik. Kubu anti-Mursi masih menduduki Bundaran Tahrir di pusat kota Kairo, sementara pendukung presiden terguling itu tetap menduduki Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah di Kairo Timur, Bundaran Annahdha di Giza, Kairo Barat, dan Bundaran Abbasea.
Pendukung Mursi sempat mencapai Jalan Shalah Salim untuk menuju Istana Al Ettihadiyah. Namun, dicegah tentara dengan kawat berduri dan tank tempur. Selama beberapa jam usai shalat Jumat, pendukung Mursi menguasai Jalan Shalah Salim, salah satu jalan utama paling sibuk yang menghubungkan Bandara Internasional dan pusat kota Kairo.
Selain di kota Kairo, kedua kubu berseberangan juga berunjuk rasa di sejumlah kota provinsi, seperti di Iskandariyah, Bani Sueif, Ismailiah, Semenanjung Sinai, dan Marsa Matrouh.
Anti-Mursi mengusung tuntutan pengadilan terhadap Presiden terguling, Muhammad Mursi, sedangkan pendukung dari Ikhwanul Muslimin tetap menuntut pengembalian keabsahan Presiden Mursi.
Militer sebelumnya memperingatkan akan mengambil tindakan keras kepada pihak-pihak yang mencoba melanggar ketertiban umum. Meskipun benyak kalangan mengkhawatirkan terjadi bentrokan antara kedua kubu berseteruan politik tersebut, unjuk rasa secara umum berlangsung aman.
Hanya saja sempat terjadi insiden kecil di Masjid Agung Al Azhar, Hussein, pusat kota Kairo, usai shalat Jumat antara pendukung presiden terguling dan aparat keamanan. Belasan orang ditangkap, termasuk beberapa orang yang diduga warga asing dari Suriah dan Palestina, saat unjuk rasa di Masjid Al Azhar tersebut.
Banyak jalanan di kota Kairo diblokir tentara dengan kawat berduri dan tank tempur untuk mencegah terjadinya bentrokan antara kedua kubu bila bertemu di satu titik. Kubu anti-Mursi masih menduduki Bundaran Tahrir di pusat kota Kairo, sementara pendukung presiden terguling itu tetap menduduki Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah di Kairo Timur, Bundaran Annahdha di Giza, Kairo Barat, dan Bundaran Abbasea.
Pendukung Mursi sempat mencapai Jalan Shalah Salim untuk menuju Istana Al Ettihadiyah. Namun, dicegah tentara dengan kawat berduri dan tank tempur. Selama beberapa jam usai shalat Jumat, pendukung Mursi menguasai Jalan Shalah Salim, salah satu jalan utama paling sibuk yang menghubungkan Bandara Internasional dan pusat kota Kairo.
Selain di kota Kairo, kedua kubu berseberangan juga berunjuk rasa di sejumlah kota provinsi, seperti di Iskandariyah, Bani Sueif, Ismailiah, Semenanjung Sinai, dan Marsa Matrouh.
Sumber: Republika Online