BERITA TERKINI, ANKARA -- Patroli perbatasan Turki menembak mati
seorang dari delapan warga sipil yang berusaha melintasi perbatasan
secara ilegal dari Turki menuju Suriah, kata militer Turki, Selasa
(23/7).
Penembakan tersebut merupakan yang terakhir dari serangkaian insiden mematikan di wilayah perbatasan sepanjang 900 kilometer itu. Insiden tersebut, menurut laporan Reuters, memperkuat kekhawatiran meluasnya pelanggaran hukum ke negara-negara tetangga Suriah.
Pihak militer yang tidak menyebutkan kewarganegaraan delapan orang tersebut atau apakah mereka penyelundup bersenjata, mengatakan bahwa kelompok tersebut berusaha menyeberang dari Provinsi Hatay di Turki menuju baratlaut Suriah pada Senin, (22/7). Menurut mereka, warga itu menembaki tentara patroli Turki yang meniup peluit peringatan. Tentara Turki balas menembak sesuai standar, dan menewaskan seorang dari mereka.
Pihak militer dalam beberapa minggu terakhir beberapa kali mengeluarkan pernyataan mengenai insiden di perbatasan yang melukai tentara Turki. Namun insiden Senin nampaknya merupakan insiden pertama di mana pihak tentara menembak warga sipil yang mencoba menyeberang ke Suriah, dan bukannya ke Turki seperti sewajarnya terjadi.
Dengan lokasi berbukit-bukit dan pepohonan yang lebat dan bentuknya yang menjulur ke Suriah, Hatay menjadi titik perlintasan mudah bagi penyelundup dan pejuang pemberontak Suriah, maupun pengungsi yang menghindar dari kemelut di Suriah.
Turki menampung sekitar 500 ribu pengungsi Suriah maupun oposisi yang ingin menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun meski mendukung kemunculan kelompok oposisi, Turki membantah memberi persenjataan kepada mereka.
Dalam insiden rembetan kekerasan paling serius pekan lalu, seorang lelaki Turki tewas dan anak laki-laki luka parah tertembak dalam pertempuran antara kelompok militan dan pejuang Kurdish di perbatasan Suriah, beberapa ratus kilometer di timur Hatay. Militer Turki balas menembak dalam insiden itu demikian juga dalam beberapa insiden serupa lain di sepanjang perbatasan sejak itu.
Penembakan tersebut merupakan yang terakhir dari serangkaian insiden mematikan di wilayah perbatasan sepanjang 900 kilometer itu. Insiden tersebut, menurut laporan Reuters, memperkuat kekhawatiran meluasnya pelanggaran hukum ke negara-negara tetangga Suriah.
Pihak militer yang tidak menyebutkan kewarganegaraan delapan orang tersebut atau apakah mereka penyelundup bersenjata, mengatakan bahwa kelompok tersebut berusaha menyeberang dari Provinsi Hatay di Turki menuju baratlaut Suriah pada Senin, (22/7). Menurut mereka, warga itu menembaki tentara patroli Turki yang meniup peluit peringatan. Tentara Turki balas menembak sesuai standar, dan menewaskan seorang dari mereka.
Pihak militer dalam beberapa minggu terakhir beberapa kali mengeluarkan pernyataan mengenai insiden di perbatasan yang melukai tentara Turki. Namun insiden Senin nampaknya merupakan insiden pertama di mana pihak tentara menembak warga sipil yang mencoba menyeberang ke Suriah, dan bukannya ke Turki seperti sewajarnya terjadi.
Dengan lokasi berbukit-bukit dan pepohonan yang lebat dan bentuknya yang menjulur ke Suriah, Hatay menjadi titik perlintasan mudah bagi penyelundup dan pejuang pemberontak Suriah, maupun pengungsi yang menghindar dari kemelut di Suriah.
Turki menampung sekitar 500 ribu pengungsi Suriah maupun oposisi yang ingin menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun meski mendukung kemunculan kelompok oposisi, Turki membantah memberi persenjataan kepada mereka.
Dalam insiden rembetan kekerasan paling serius pekan lalu, seorang lelaki Turki tewas dan anak laki-laki luka parah tertembak dalam pertempuran antara kelompok militan dan pejuang Kurdish di perbatasan Suriah, beberapa ratus kilometer di timur Hatay. Militer Turki balas menembak dalam insiden itu demikian juga dalam beberapa insiden serupa lain di sepanjang perbatasan sejak itu.
Sumber: Republika Online