BERITA TERKINI, Maraknya pemberitaan Media soal Perang Cyber antara Hacker Indonesia vs Australia, Ada 4 fakta menarik yang perlu Anda ketahui terkait perang cyber tersebut:
1. Aksi spionase Australia diungkap The Sidney Morning Herald
Kisah perang cyber antara hacker Indonesia Vs Australia dimulai ketika harian The Sydney Morning Herald
mengabarkan bahwa sejumlah Kedubes Australia yang berada di wilayah
Asia Tenggara terlibat kegiatan penyadapan yang dimotori dinas intelejen
Amerika Serikat (NSA).
Hal ini tentunya membuat pemerintahan
negara yang menjadi korban penyadapan geram dan mengambil tindakan
tegas, termasuk Indonesia. Laman Antara mengabarkan bahwa pada Jumat,
(1/11/2013), Kementerian Luar Negeri langsung memanggil duta besar
Autralia untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait isu spionase
ini.
Bahkan pada Rabu (20/11/2013), Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) memperlihatkan kekecewaannya dan memberikan reaksi
keras. SBY menilai saat ini bukan eranya lagi saling menyadap seperti
era Perang Dingin masa lalu. Saling mengintai dan menyadap terhadap
negara lain sekarang ini, menurut SBY, sudah tak etis lagi.
2. Anonymous Indonesia gelar #OpAustralia, ratusan situs Australia tumbang
Sebagai
tindakan balasan atas tuduhan spionase yang dilakukan pihak Kedubes
Australia, kelompok Anonymous Indonesia, melalui akun Twitter @anon_indonesia mengumumkan daftar ratusan situs Australia yang diklaim telah berhasil mereka bajak.
Kebanyakan
situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan bisnis kelas
bawah yang tak terlalu populer di Australia dan diperkirakan dipilih
secara acak.
Tak berenti sampai di situ, kubu hacktivist
Anonymous Indonesia mengumandangkan serangan lanjutan yang diberi sandi
perang #OpAustralia (Operation Australia). Serangan ini kabarnya dibantu
oleh kubu Anonymous Australia yang juga mengecam tindakan spionase.
Mereka pulalah yang kabarnya menggagas #OpAustralia dengan tujuan agar serangan cyber yang dilakukan bisa lebih terfokus pada situs-situs pemerintahan Australia, bukan situs milik sipil yang tak bersalah.
Sasaran utama dari serangan hacker
Indonesia difokuskan pada pengambilalihan situs Badan Intelijen
Autralia yang beralamatkan di www.asio.gov.au. Dan situs tersebut pun
sempat dibuat down untuk beberapa saat oleh kelompok Anonymous Indonesia.
3. Muncul rumor diadu domba hacker Malaysia
Setelah
sukses menyerang sejumlah situs asal Australia dengan sandi perang
#OpAutralia, jagat media sosial diramaikan dengan ajakan memulai gerakan
#OpMalaysia.
Gerakan #OpMalaysia ini sendiri ramai muncul di timeline Twitter dan Facebook setelah beredar kabar bahwa para hacker
asal Malaysia adalah dalang utama perseteruan antara kelompok Anonymous
Indonesia dan Australia. Mereka dinilai telah mengadu domba kedua belah
pihak.
Sebelumnya, dikabarkan situs Angkasa Pura dan Garuda Indonesia sempat diretas (hacking)
dan kehilangan sejumlah data penting perusahaan. Dilaporkan bahwa pihak
Anonymous Australia lah yang bertanggung atas serangan tersebut.
Namun belakangan muncul rumor yang menyebutkan bahwa para hacker asal Malaysia yang menjadi dalang peretasan dua situs penting transportasi udara Indonesia tersebut.
Laman Hacker News bahkan mempublikasikan video pernyataan resmi pihak Anonymous Australia yang dengan tegas menyatakan bahwa pelaku serangan cyber ke Indonesia bukanlah pihak mereka.
4. Anonymous Australia ancam serang Indonesia
Perang cyber antar hacker
Indonesia dan Australia semakin memanas. Hal ini diperparah dengan
munculnya sebuah video berisi ancaman yang diunggah via YouTube
baru-baru ini.
Dalam video itu Anonymous Australia mengungkapkan pernyataan perang cyber dan mengancam akan mengobrak-ngabrik beberapa situs ternama Indonesia.
Beberapa yang menjadi sasaran adalah situs www.indonesia.go.id, www.kpk.go.id, www.garuda-indonesia.com, dan www.polri.go.id. Portal media online juga turut menjadi sasaran, seperti situs www.detik.com, www.viva.co.id, www.kaskus.co.id, dan beberapa situs lainnya.
(dhi)
Sumber: tekno.liputan6.com