BERITA TERKINI, Direktur
Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)
Husin Yazid pernah menjadi sasaran amok massa pendukung pasangan
gubernur Sumatera Selatan. Ia dicaci-maki dan nyaris dilemparkan dari
lantai dua hotel, lokasi pelaksanaan hitung cepat atau quick count.
Massa tidak puas karena hasil hitung cepat yang dilakukan Puskaptis
tiba-tiba berubah, berbalik arah, semula pasangan kalah, tiba-tiba
menjadi unggul dalam hitung cepat.
"Ada teriakan saya akan dilempar dari gedung, dari lantai 2 kalau
(hasil hitung cepat) tidak diralat. Mau tidak mau saya harus mengambil
keputusan itu," demikianlah pengakuan Husin Yazid dalam perbincangan
dengan Tribun Sumsel, Tribun Network, di Markas Polresta Palembang,
Sumatera Selatan, saat pemungutan ulang Pemilihan Gubernur Sumsel, Rabu
(4/9/2013).
"Anda lihat sendiri kejadiannya, banyak sekali orang yang datang
menyerbu. Saya diintimidasi," ujar Husin sembari menegaskan keputusan
hasil hitung cepat Pilgub terpaksa ubah. Pemilihan ulang ini diikuti dua
pasangan calon, Herman Deru dan Maphilinda Syahrial Oesman serta
pasangan Alex Noerdin dan Ishak Mekki.
Massa dari pasangan nomor Urut 3 Herman Deru dan Mahpilinda yang
sempat memanas karena hasil quick count lembaga Puskaptis di Hotel Grand
Zuri, Rabu. Survei semula mengunggulkan pasangan Derma, dan berbalik
mengunggulkan pasangan nomor urut 4 Alex Noerdin dan Ishak Mekki membuat
massa Derma marah.
Proses hitung cepat dilakukan di Hotel Grand Zuri Palembang. Hitung
cepat ditayangkan stasiun televisi lokal. Saat jumlah data sampel dari
TPS masuk 28,61 persen, pasangan Herman Deru-Maphlinda meraih suara 39,7
persen. Sedangkan pasangan Alex-Ishak, menguntit dengan selisih 1,6
persen saja, yakni total 38,13 persen.
Saat ini total sampel masuk 66, 82 persen pada pukul 14,45, pasangan DerMa masih unggul dan diikuti pasangan Alex-Ishak.
Namun menjelang akhir hitung cepat muncul kejanggalan mencolok.
Ketika sampel yang masuk sudah 92 persen, dan Puskaptis melansir 41,55
persen untuk pasangan Derma, sedangkan bagi pasangan Alex Noerdin Ishak
Mekki (Alim) 38,70 persen, tiba-tiba layar monitor dipadamkan. Kemudian
setelah komputer menyala kembali, perolehan pasangan Alim berbalik
ungul.
Dalam perbincangan dengan Sripoku.com, Tribun Network, Kamis
(5/9/2013), sehari setelah kejadian itu, Husin Yazid berdalih lembaga
survei yang dipimpinnya merupakan lembaga independen dan tidak ada
keberpihakan kepada salah satu calon pasangan gubernur-wagub Sumsel.
Menurutnya, saat rilis hasil Pemungutan Suara Ulang memicu kericuhan,
data yang masuk saat baru 92 persen. Namun saat itu komputer dalam
kondisi hang. Setelah data masuk secara keseluruhan, 100 persen, terjadi
perubahan komposisi perolehan suara.
"92 persen data yang masuk, memang pasangan nomor 3 (DerMa) yang
unggul. Namun setelah 100 persen, keunggulan berbalik pasangan nomor 4
(Alex-Ishak) yang unggul. Data yang terakhir masuk ke data kami yakni
dari wilayah Palembang yang memang banyak mata pilihnya. Perlu saya
tegaskan, hasil quick count hanya berlaku pada pukul 1 siang sampai
pukul 6 sore. Setelah itu jangan jadi patokan dan kembali ke
penghitungan KPU. Quick count hanya penghitungan cepat," kata Husin
berdalih.
Mengamankan Husin dari amarah massa yang kecewa terhadap sikap
Puskaptis yang bersedia mengubah hasil hitung cepat atas permintaan
pihak tertentu, Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting
langsung memerintakan anggotanya membawa Husein Yazid ke Mapolresta
Palembang.
Pemilihan umum Gubernur Sumatera Selatan 2013 dilaksanakan pada
tanggal 6 Juni 2013 untuk memilih periode 2013-2018. Empat pasang
kandidat bersaing, yaitu Alex Noerdin dan Ishak Mekki diusung Partai
Demokrat, Partai Golkar, dan PBB; Eddy Santana Putra dan Anisa Juwita
Tatung diusung PDIP dan PKPB; Herman Deru dan Maphilinda Syahrial Oesman
diusung Partai Gerindra, PPP, dan Partai Hanura; dan Irjen Pol Iskandar
Hasan dan Hafisz Tohir diusung PKS, PAN, dan PBR.
Pasangan Alex Noerdin dan Ishak Mekki menang, dengan perolehan suara
mencapai 37,38 persen sesuai hasil rekapitulasi KPU Sumatera Selatan
pada 14 Juni 2013.
Namun Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan dilakukannya pengutan suara
ulang (PSU) di 5 kabupaten/kota yakni Kota Palembang, Kabupaten OKU,
Kabupaten OKUT dan Kabupaten Prabumulih, serta 1 kecamatan di OKU
Selatan.
MK membuktikan pasangan Alex Noerdin-Ishak Mekki menggunakan dana APBD Rp 1,4 triliun.
Dalam pemilihan Presiden 9 Juli kemarin, Puskaptis merupakan satu
dari lembaga survei yang berbeda hasilnya dari beberapa lembaga
kredibel. Dari 11 lembaga survei, tujuh di antaranya mengungulkan
pasangan Jokowi - JK, dengan selisih lumayan lebar.
Ada tujuh lembaga survei yang hasil hitung cepatnya mengunggulkan
Jokowi-JK. Ketujuh lembaga itu adalah Center for Strategic and
International Studies (CSIS) (Jokowi-JK 52 persen, Prabowo-Hatta 48
persen), Litbang Kompas (Jokowi-JK 52,3 persen, Prabowo-Hatta 47,6
persen), Saiful Mujani Research & Consulting (Jokowi-JK 52,8 persen,
Prabowo-Hatta 47,2 persen), dan Indikator Politik (Jokowi-JK 52,6
persen, Prabowo-Hatta 47,3 persen).
Kemudian hitung cepat Radio Republik Indonesia RRI (Jokowi-JK 52,5
persen, Prabowo-Hatta 47,5 persen), dan Lingkaran Survei Indonesia
(Jokowi-JK 53,3 persen, Prabowo-Hatta 46,7 persen). Satu lembaga survei
lainnya, Populi Center juga mencatat kemenangan Jokowi - Jk 50,95 persen
dengan 49,05 persen untuk Prabowo - Hatta.
Sedangkan lembaga yang mengunggulkan Prabowo - Hatta ada empat.
Puskaptis memberi perolehan suara 52,05 persen untuk Prabowo - Hatta
sedangkan Jokowi - JK 47,95 persen. Kemudian Indonesia Research Center
51,11 persen berbanding, 48,89 persen, Lembaga Survei Nasional 50,56
berbanding 49,94 persen serta Jaringan Suara Indonesia 50,13 berbanding
49,87 persen.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia
(Persepi) Yunarto Wijaya menilai, hasil quick count Pemilu Presiden 2014
yang jomplang antara sejumlah lembaga survei dan beberapa lembaga
survei lainnya bisa memicu konflik di akar rumput pendukung
masing-masing calon presiden-wakil presiden.
Hasil quick count tersebut, menurut dia, bisa saja dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Karena dalam beberapa pilkada, kita melihat efek dari kebohongan
yang dilakukan beberapa lembaga tertentu, terutama dalam melakukan quick
count, itu bisa memicu konflik di bawah," kata Yunarto di Jakarta,
Sabtu (9/7/2014).
Yunarto mencontohkan kasus lembaga survei Puskaptis yang merilis
hasil quick count kontroversial terkait dengan Pilkada Palembang.
Puskaptis yang juga berada di bawah naungan Persepi itu dua kali merilis
hasil survei yang berbeda secara berturut-turut di daerah yang sama. (src:yahoo.com)