BERITA TERKINI, Sejak awal pekan ini, militer
Israel berkumpul di puncak bukit di luar kota Sderot untuk menyaksikan
pemboman Gaza.
Mereka mengklaim sudah melumpuhkan setidaknya 20 peluncur roket
tersembunyi, terowongan, fasilitas penyimpanan senjata, serta
infrastruktur operasional milik Jihad Islam (Islamic Jihad), sebuah
kelompok militan yang berbasis di Gaza dan sejalan dengan Hamas.
Menjelang malamnya, militer Israel mengatakan 125 roket telah
ditembakkan dari Gaza dan 20 di antaranya berhasil dicegat sistem
pertahanan Iron Dome Israel. Sayangnya, seorang warga sipil Israel tewas
dan seorang tentara Israel terluka di dekat Erez yang bersimpangan
dengan Gaza.
Dilansir dari New York Times, Rabu (16/7), Juru Bicara
Kepolisian Israel, Micky Rosenfeld, mengatakan warga sipil itu adalah
seorang pria 37 tahun. Dia adalah relawan yang mendistribusikan paket
makanan kepada tentara Israel di Erez.
Dia dalam kondisi kritis terluka oleh tembakan mortir sekitar pukul 19.00. Pria itu meninggal tak lama di Rumah Sakit Ashkelon.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,
mengatakan sebelumnya bahwa dia akan merespon dengan kekuatan yang
lebih besar lagi jika serangan roket dari Gaza tak kunjung dihentikan.
"Kami sepakat untuk proposal Mesir yang memberikan kesempatan untuk
menangani demiliterisasi Jalur Gaza dari rudal, roket, dan terowongan
melalui cara-cara diplomatik," kata Netanyahu setelah pertemuan dengan
Menteri Luar Negeri Jerman, Frank Walter Steinmeier.
Akan tetapi, kata Nentanyahu, jika Hamas tidak menerima usulan
gencatan senjata seperti yang terlihat sekarang, Israel akan mengambil
langka legitimasinya sendiri. Para pemimpin Hamas tidak secara resmi
menanggapi penerimaan Israel akan proposal Mesir itu. (src:republika.co.id)