POHUWATO ONLINE, DHOHA -- Sebelas negara-negara blok pendukung
Koalisi Oposisi Suriah (SNC) setuju memberikan dukungan militer. Blok
yang dimotori Kelompok Liga Arab dan NATO ini setuju untuk mengirimkan
senjata ke pemberontak untuk menumbangkan rezim Presiden Bashar
al-Assad.
Pertemuan tingkat menteri luar negeri berlangsung di Ibu Kota Qatar, Dhoha saat Sabtu (22/6). Aljazeera menuliskan kelompok ini bernama Teman Untuk Suriah. Semuanya setuju dengan resolusi militer untuk menghentikan konflik domestik di Damaskus.
Pernyataan akhir blok tersebut juga mengutuk campur tangan sayap militer Libanon, Hizbullah dalam konflik horizontal di Suriah. Tuduhan juga mereka layangkan kepada Militan Syiah Irak dan Iran yang memeruncing keadaan.
''Kami menuntut agar campur tangan mereka berhentik. Hizbullah dan pejuang Iran dan Irak harus melucuti diri dan menarik mundur,'' tulis pernyataan final blok tersebut seperti dilansir Aljazeera.
Blok ini beralasan campur tangan asing telah mendorong persoalan domestik di Damaskus menjadi semakin runyam. Masuknya sayap militer negara-negara Syiah membuat konflik bersenjata di Suriah bertukar haluan. Yang semula politis menjadi sekterian.
Dua tahun konflik mengerikan di Suriah telah menelan korban lebih dari 93 ribu jiwa. Tidak ada titik terang dari konflik horizontal tersebut. Assad masih memegang kekuasaan dan menjalankan pemerintahan.
Sementara kelompok oposisi dan pemberontak semakin tersudut.Assad tidak memberi ampun. Barisan militer masih menguasai Suriah. Beberapa negara coba membantu mengirimkan senjata, namun urung lantaran mendapat perlawanan dari Rusia.
Resolusi final Blok Liga Arab dan NATO kali ini adalah intervensi asing terpenting sepanjang konflik. Keputusan mengirimkan senjata adalah sesuai dengan keinginan SNC. Selama ini SNC menilai ketidakseimbangan kekuatan militer membuat Assad semakin tringginas.
Perdana Menteri Qatar, Hamad Jaber al-Athani mengatakan pengiriman senjata adalah jalan satu-satunya untuk menggulingkan rezim 12 tahun Assad. ''Memasok senjata adalah cara mencapai perdamaian di Suriah,'' kata dia.
Sumber: Republika Online
Pertemuan tingkat menteri luar negeri berlangsung di Ibu Kota Qatar, Dhoha saat Sabtu (22/6). Aljazeera menuliskan kelompok ini bernama Teman Untuk Suriah. Semuanya setuju dengan resolusi militer untuk menghentikan konflik domestik di Damaskus.
Pernyataan akhir blok tersebut juga mengutuk campur tangan sayap militer Libanon, Hizbullah dalam konflik horizontal di Suriah. Tuduhan juga mereka layangkan kepada Militan Syiah Irak dan Iran yang memeruncing keadaan.
''Kami menuntut agar campur tangan mereka berhentik. Hizbullah dan pejuang Iran dan Irak harus melucuti diri dan menarik mundur,'' tulis pernyataan final blok tersebut seperti dilansir Aljazeera.
Blok ini beralasan campur tangan asing telah mendorong persoalan domestik di Damaskus menjadi semakin runyam. Masuknya sayap militer negara-negara Syiah membuat konflik bersenjata di Suriah bertukar haluan. Yang semula politis menjadi sekterian.
Dua tahun konflik mengerikan di Suriah telah menelan korban lebih dari 93 ribu jiwa. Tidak ada titik terang dari konflik horizontal tersebut. Assad masih memegang kekuasaan dan menjalankan pemerintahan.
Sementara kelompok oposisi dan pemberontak semakin tersudut.Assad tidak memberi ampun. Barisan militer masih menguasai Suriah. Beberapa negara coba membantu mengirimkan senjata, namun urung lantaran mendapat perlawanan dari Rusia.
Resolusi final Blok Liga Arab dan NATO kali ini adalah intervensi asing terpenting sepanjang konflik. Keputusan mengirimkan senjata adalah sesuai dengan keinginan SNC. Selama ini SNC menilai ketidakseimbangan kekuatan militer membuat Assad semakin tringginas.
Perdana Menteri Qatar, Hamad Jaber al-Athani mengatakan pengiriman senjata adalah jalan satu-satunya untuk menggulingkan rezim 12 tahun Assad. ''Memasok senjata adalah cara mencapai perdamaian di Suriah,'' kata dia.
Sumber: Republika Online