POHUWATO ONLINE, KUWAIT -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
(AS) John Kerry mengatakan upaya damai antara Israel dan Palestina
secepatnya harus segera dicapai. Ia mengatakan, kesepakatan perdamaian
dua negara itu harus rampung sebelum perbincangan resume PBB yang akan
diselenggarakan September mendatang.
Hal itu disampaikan Kerry dalam kunjungannya ke Kuwait, Rabu (26/6) kemarin. Perjalanan Kerry ke Kuwait adalah satu dari lima wilayah di Timur Tengah yang dikunjunginya. Sekalipun Kerry tidak mematok target soal waktu untuk upaya damai itu, tapi ia sangat berharap adanya kemajuan soal kesepakatan yang komprehensif sebelum diselenggarakannya resume Majelis Umum PBB.
"Kita harus menunjukkan semacam kemajuan dalam beberapa cara, karena saya tidak berpikir kita bisa bersenang-senang sementara waktu terus berjalan," kata Kerry, seperti dilansir dari upi.com (27/6).
Usaha Kerry untuk upaya damai Israel-Palestina telah berlangsung selama tiga bulan. Berbagai upaya dan perundingan damai dicoba untuk diselenggarakan. Namun, sejak pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur yang dicanangkan Perdana Mentri Israel Benyamin Netanyahu, perundingan damai sempat mengalami kebuntuan.
Sumber: Republika Online
Hal itu disampaikan Kerry dalam kunjungannya ke Kuwait, Rabu (26/6) kemarin. Perjalanan Kerry ke Kuwait adalah satu dari lima wilayah di Timur Tengah yang dikunjunginya. Sekalipun Kerry tidak mematok target soal waktu untuk upaya damai itu, tapi ia sangat berharap adanya kemajuan soal kesepakatan yang komprehensif sebelum diselenggarakannya resume Majelis Umum PBB.
"Kita harus menunjukkan semacam kemajuan dalam beberapa cara, karena saya tidak berpikir kita bisa bersenang-senang sementara waktu terus berjalan," kata Kerry, seperti dilansir dari upi.com (27/6).
Usaha Kerry untuk upaya damai Israel-Palestina telah berlangsung selama tiga bulan. Berbagai upaya dan perundingan damai dicoba untuk diselenggarakan. Namun, sejak pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur yang dicanangkan Perdana Mentri Israel Benyamin Netanyahu, perundingan damai sempat mengalami kebuntuan.
Sumber: Republika Online