Para pengguna Twitter dan Facebook itu dibawa ke pengadilan pada Senin, atas tuduhan provokasi untuk melakukan protes dan serangan terhadap polisi, dikutip dari Press TV, Selasa (11/6).
Pada 5 Juni silam polisi Turki juga menahan 25 orang pengguna Twitter. Mereka ditangkap karena dianggap menyebarkan informasi yang menyesatkan dan fitnah.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan pekan lalu mengatakan bahwa jejaring sosial adalah "ancaman terburuk bagi masyarakat".
Akhir pekan kemarin, Erdogan dalam pidatonya memperingatkan bahwa ada batas kesabaran dari pemerintah dan meminta masyarakat untuk segera mengakhiri protes. Ia mengancam mengambil tindakan tegas bagi siapapun yang tidak menghormati pemerintah.
Dia juga menyerukan dilakukannya aksi unjuk rasa pro-pemerintah di Ankara dan Istanbul akhir pekan depan.
Sumber: Republika Online