BERITA TERKINI, Sedikitnya hingga berita ini diturunkan dikabarkan 15 orang tewas
(kemungkinan bisa bertambah, info terakhir sebelum berita ini
diluncurkan di website untuk sementara korban bertambah menjadi 15
orang), puluhan orang hilang dan sekitar 40 ribu warga mengungsi akibat
banjir bandang dan tanah longsor, Rabu (15/1/2014).
Total jumlah korban yang tewas disampaikan Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulut Noldy Liow kepada
Tribun Manado sekitar pukul 23.20 Wita, Rabu (15/1). Menurut Liow,
korban tewas di Kota Manado lima orang, lima orang di Tomohon dan tiga
orang di Minahasa dan Minahasa Utara.
"Bukan 15 orang, saya laporkan kepada Bapak Gubernur 13 orang,"
ujarnya. Dalam keterangannya kepada salah satu stasiun televisi tadi
malam, Gubernur Sulut Dr Sinyo H Sarundajang menyebut korban tewas
sebanyak 15 orang. Jumlah korban tewas diperkirakan bertambah lantaran
puluhan orang masih dinyatakan hilang atau belum diketahui keberadaannya
pascabanjir dan longsor, Rabu (15/1/2014).
Banjir bandang terparah melanda Kota Manado. Akses jalan di dalam ibu
kota Provinsi Sulut itu lumpuh total sepanjang hari Rabu kemarin.
Sementara tanah longsor di wilayah Kota Tomohon dan Minahasa Utara
merenggut korban jiwa. Laporan sementara sedikitnya empat jembatan putus
di beberapa lokasi.
Akses akses jalan darat Manado-Tomohon putTomohon sampai tadi malam praktis terisolir lantaran jalan
alternatif lewat Taratara ke Tanahwangko pus sejak kemarin pagi.
Kota un putus akibat longsoran di
Ranotangko.
Sampai pukul 21.00 Wita, Rabu (15/1), Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Max Tatahede menyebut masih banyak
warga terjebak di tengah pusaran banjir dengan ketinggian dua meter
lebih. Untuk sementara, kata Max, sekitar 40 ribu warga Kota Manado
terkena dampak bencana banjir yang melanda tujuh kecamatan di Kota
Manado.
Wilayah paling parah diterjang banjir bandang yakni Singkil, Paal 2
dan Tikala. "Wanea, Sario, Tuminting dan Bunaken hanya sebagian.
Tuminting, dua kelurahan sedangkan Bunaken satu kelurahan yang terkena
banjir," katanya.
Korban tewas lainnya bernama Yu Mingkid (50), warga Desa Sawangan
Jaga 3, Kabupaten Minahasa Utara. Yu tewas akibat tertimpa tanah longsor
dan pohon dari bukit di belakang rumahnya. Yu yang waktu itu tengah
berada di bagian tengah rumah tertimbun material tanah. Peristiwa itu
terjadi sekitar pukul 06.30 Wita.
Herce yang berada di samping rumah hanya bisa berteriak, setelah itu
menangis sejadi‑ adinya ketika jasad Yu berhasil dievakuasi beberapa jam
kemudian.
"Aduh kasihan," jeritnya. Usai dimandikan, jenazah Yu diletakkan di
rumah kakak Yu, Unggu Sumampouw, tepat di depan rumah Yu yang
porak‑poranda. Yu memakai kameja putih, wajahnya terlihat tenang. Yu
sejak lama menderita lumpuh sehingga jarang keluar rumah. "Ia keluar
hanya kalau perlu saja, itu pun pakai tongkat," kata Hence.
Selain korban tewas tertimpa longsoran, ratusan rumah penduduk di
enam desa di Minahasa Utara tergenang banjir yaitu di Kema 3, Sawangan,
Sarawet, Kima Bajo, Nain serta Mentehage. Dua desa yakni Kuwil dan
Kaleosan. terisolir akibat putusnya jembatan Kuwil. (src:yahoo.com)