BERITA TERKINI, Pusat Kota Manado sudah
bisa dilewati meski jalan dipenuhi lumpur tebal. Namun ada satu hal yang
berbeda, pemandangan pagi di sekitar Kantor Wali Kota Manado, banyak
mobil dalam posisi porak-poranda dan bertumpuk, Kamis (16/1/2014).
Jemmy Sumilat seorang karyawan Tribun Manado menceritakan
perjalanannya pagi tadi dari rumahnya di Pakowa Lingkungan I menuju
Kantor Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kairagi II, Mapanget.
Kemarin, Rabu (15/1/2014) rumah Jemmy yang lokasi rumahnya terhitung
di dataran lebih tinggi terendam banjir hingga 40 cm. Padahal tahun
sebelumnya banjir tak sampai ke rumahnya. Namun pagi tadi sudah surut
menyisakan sampah dan lumpur.
Jemmy melewati Wanea lalu ke Jalan Samrat menuju Bumi Beringin, lalu
lewati lampu merah Toar, turun dan melalui Lapangan Tikala, Balaikota,
Jalan Sudirman, Martadinata, Yos Sudarso lalu sampai kantor.
Menurut Jemmy semua bisa dilewati namun banyak tumpukan sampah dan lumpur. Lumpur paling banyak di Tikala paling tebal 10 cm.
"Mobil bertumpuk di daerah Sparta Tikala Kantor Wali Kota Manado. Ada
juga mobil di jalan balai kota yang sebelumnya parkir di pinggir naik
ke trotoar. Mobil yg terkena banjir di luar mulus dalamnya penuh lumpur
mobilnya bersih karena baru saja hujan turun," jelas dia.
Jemmy melanjutkan ada juga mobil yang nungging, moncongnya masuk ke lubang trotoar.
Menurutnya ini banjir paling parah dibandingkan tahun lalu. "Ini
tinggi air dua kali lipat dari sebelumnya, biasanya ga sampai di rumah
saya ini air sampai masuk," katanya.
Ia menjelaskan ada 3 asrama yang di Wanea tenggelam, antara lain
Asrama Polisi Militer, Asrama Denzipur dan Asrama Sapta Marga 9 tinggi
air lebih dari satu meter. Sungai di Pakowa Wanea yang berkelok-kelok
dengan lebar 4-5 meter, nampak lurus dengan lebarnya menjadi 5 kali
lipat dari sebelumnya. (src:tribunnews.com)