BERITA TERKINI, Para penggemar acara Hitam Putih,
yang ditayangkan di Trans 7 tiap malam, hari ini dikejutkan oleh
pengumuman pembawa acaranya, Deddy Corbuzier,
yang memutuskan "menghentikan" acara tersebut pada Kamis ini, 16
Januari 2013. Share dan rating menjadi alasan mengapa acara ini harus
dihentikan, seperti yang diungkap Deddy melalui laman Facebook
pribadinya.
"Namun kita semua tahu bahwa di saat ini yang
dinikmati masyarakat jauh dari hal-hal inspiratif.. Sehingga pasti acara
seperti ini akan kehilangan share dan rating, karena share berada di
tangan masyarakat majemuk..Kami tidak menyalahkan siapapun.. Inilah
dunia TV dan Masyarakat. Dan kami pun saat ini menyerah.... Bukan untuk
binasa namun utk berpikir dan berkarya lagi..Kami tidak bisa mengikuti
arus dan kami berpegang pada hati... Maaf bila saya mengejutkan jutaan
pemirsa dengan mengkahiri acara Hitam Putih," demikian pernyataan Deddy.
Sebetulnya,
imbuh Deddy, Trans7 masih memberi kesempatan Hitam Putih untuk tetap
tayang pada hari Sabtu dan Minggu. "Namun bagi saya lebih baik kami
berhenti sejenak untuk berpikir daripada melawan arus dan hanyut
akhirnya. Belakangan ini ribuan pesan meminta kami untuk mengembalikan
Hitam Putih pada jalurnya tanpa mengetahui kendala yg ada pada
kami..Kami pun ingin memberi yang terbaik.. Dan kami sadar apabila itu
tidak bisa kami lalukan, maka kami memilih untuk tak ikut pada arus..."
Sontak,
para penggemar Hitam Putih pun menuliskan komentarnya di Facebook.
Leony Chrystie Clay, misalnya. Perempuan ini menulis begini, "SUMPAH YE
daripada acara sampah kaya YKS diterusin dan bikin dampak buruk untuk
masyarakatnya,,mendingan hitam putih yg ditampilin!!!!"
Buggaty Chah CherduOne, menulis seperti ini, "hitam putih tlng lanjut lg dong,,,ini acara sngt inspiratif bgt, saya tdk pernah nonton tv kcuali acara hitam putih....buat masyarakat indonesia tlng kalian smua harus'y bs memilah acara yg baik n mendidik dan hanya 1 yaitu HITAM PUTIH"
Buggaty Chah CherduOne, menulis seperti ini, "hitam putih tlng lanjut lg dong,,,ini acara sngt inspiratif bgt, saya tdk pernah nonton tv kcuali acara hitam putih....buat masyarakat indonesia tlng kalian smua harus'y bs memilah acara yg baik n mendidik dan hanya 1 yaitu HITAM PUTIH"
Cika Ucika Pepeyee menulis ini, "Kok. Gtu ya,, aku suka htm pth,,,tp. Eneq. Smnjak ada farhat."
Ya,
ya, beberapa episode menjelang penutupan Hitam Putih (HP), pengacara
Farhat Abas memang diberi ruang di salah satu segmen Hitam Putih
berjudul "Celotehan Farhat Abas". Entahlah, kemunculan Farhat di segmen
ini diniatkan untuk mendongkrak rating HP atau justru sebagai pertanda
jika HP memang hendak digusur.
Masih banyak komentar penggemar HP yang kebanyakan menyayangkan "hilangnya" program HP dari layar kaca Trans 7.
Jika
menyimak dari beberapa komentator yang menyayangkan kepergian HP, maka
ada beberapa di antaranya yang menuduh acara-acara semacam YKS,
Campur-Campur, dan Pesbukers sebagai penyebab hilangnya "kecerdasan"
masyarakat dalam menyerap tayangan di televisi. Walhasil, acara yang
membawa pesan dan "berisi" macam HP pun harus tersingkir, lantaran
penonton dihujani oleh acara variety show itu secara masif. Itu pula
yang disadari oleh Dedy sebagai pembawa acara yang mengaku tidak akan
terbawa oleh arus tontonan yang dipenuhi haha hihi dan kementelan.
Hitam
Putih sendiri merupakan program talkshow dengan format mind reading
yang menghadirkan bintang tamu yang inspiratif dan populer, dibawakan
oleh Deddy Corbuzier
dengan menyelipkan aksi-aksi khasnya. Bintang tamu akan diberikan
pertanyaan seputar masalah pribadi, prestasi, bahkan harapan. Acara
dikemas dengan kejahilan, kemahiran, dan ketajaman host dalam mengatur
permainan pikiran yang akan mengundang gelak tawa.
Lantas, seperti
apa sebetulnya peta tontonan di televisi yang bertarung pada jam prime
time, yakni sekira pukul 18.30 hingga 22.00 WIB? Mari kita simak apa
saja yang ditayangkan pada "jam mahal" tersebut.
Indosiar masih
mengandalkan sinetron dengan tema-tema rumah tangga berjudul Antara
Isteri dan Wanita Lain. Trans TV asyik dengan tayangan YKS (Yuk Keep
Smile). Tayangan ini oleh beberapa pemerhati televisi dianggap sebagai
tontonan garing dan tidak mendidik.
MNC TV tak mau beranjak dari
acara sinetron yang digeber sejak pukul 19.00 hingga 22.30 WIB dengan
judul Putri Duyung, Tendangan Si Madun Returns, dan Raden Kian Santang.
ANTV,
kini stasiun TV itu berhadap-hadapan langsung dengan Trans 7 lewat
tayangan yang penuh haha hihi. Sejak pukul 16.55, ANTV telah menayangkan
Pesbukers hingga pukul 19.25, dan diteruskan acara Campur Campur, dan
Twitteran yang berakhir pada pukul 21.55 WIB.
SCTV dan RCTI masih
bertempur dengan tayangan sinetron keluarga. RCTI sejak pukul 17.00
sudah menggelar sinetron Anak-anak Manusia hingga pukul 19.00 WIB,
diteruskan dengan sinetron Khanza 2, dan ditutup sinetron Tukang Bubur
Naik Haji pada pukul 23.00 WIB.
Sementara itu, SCTV nampaknya masih mengandalkan sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah yang ditayangkan pada pukul 21.00-22.30 WIB.
Stasiun
televisi lain, seperti TVRI, Trans TV, Global TV, TV One, dan Metro TV
boleh dibilang masih menyajikan tontonan yang "berisi". Artinya,
tontonan yang mereka gelar masih menarik, aktual, bermanfaat, dan
inspiratif.
Lantas, apa menariknya Hitam Putih sehingga disukai
oleh penonton yang lebih menyukai "isi" ketimbang "kulit"? Berdasarkan
konten isinya, Hitam Putih mengarahkan perbincangan pada masalah pribadi
yang dianggap mampu memotivasi serta inspiratif. Talent ataupun bintang
tamu yang diundang tentunya akan memaparkan pengalamannya dalam meraih
kesuseksan hingga dikenal oleh banyak orang. Kisah yang dipaparkan tak
jarang membuat bintang tamu menangis.
Pertanyaan lugas pun terus
disodorkan kepada bintang tamu. Konten isi perbincangan inilah yang
dijual dengan kemasan santai dan disajikan dengan atraksi bahkan alunan
musik. Masalah pribadi dari bintang tamu dianggap lumrah untuk
diperbincangkan ke publik. Para fans yang mungkin sedang menonton pun
akan merasa sangat tertarik dengan setiap ucapan dari bintang tamu.
Komunitas-komunitas yang ada di Indonesia pun terkadang hadir sebagai
bintang tamu sembari memamerkan karya mereka. Selebriti yang berprestasi
pun dihadirkan dan diharapkan mampu memberikan inspirasi.
Gaya
hidup dan masalah perceraian diungkapkan lewat program ini. Salah satu
episode Hitam Putih pun pernah mendapat teguran tertulis oleh KPI
(Komisi Penyiaran Indonesia) karena pertanyaan yang ditujukan bersifat
tidak pantas dan di luar konteks kesiapan usia. Hal ini dianggap
menjual, namun justru dapat menyakiti pihak tertentu. Tepatnya episode 8
april 2012 pukul 18.28 WIB menayangkan adegan Deddy Corbuzier yang menanyakan sebuah pertanyaan kepada seorang anak di luar kemampuan si anak untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Share dan Rating
Nah, marilah kita simak, seperti apa pertarungan acara-acara tersebut dalam memperebutkan Share dan Rating pada akhir mei 2013.
Jika
menyimak angka rating yang dilansir Nielsen yang ditulis
http://allaboutduniatv.blogspot.com, maka yang bertempur dahsyat memang
acara Campur-Campur (CC) dan YKS. Rating CC yang tayang di ANTV pada
Rabu (16/10), menempati peringkat 29 dengan TVR 1,9 dan share 7,5
persen. Pada keesokan malamnya (17/10), rating CC naik signifikan dengan
menempati peringkat 13 dengan TVR 2,5 dan share 9,9 persen di segmen
ALL. CC menjadi acara unggulan dengan rating tertinggi kedua setelah
Pesbukers yang duduk di peringkat 12 dengan TVR 2,5 dan share 12,9
persen.
Namun CC masih tertinggal dengan YKS yang memang sudah
mempunyai penonton setia. Pada Kamis (17/10), YKS menempati peringkat 3
dengan TVR 4,4 dan share 20,2 persen. Sebelum ada YKS, Trans TV terlihat
sering mengubah schedule program primetime nya. Kesuksesan YKS juga
menggusur Bioskop Trans TV yang kini harus tayang larut malam. Hal ini
juga menjadi kritikan para pecinta setia BTT.
Istilah rating dan
share bagi kerap diterjemahkan sebagai hidup-mati sebuah program TV.
Sebuah acara akan awet atau hanya seumur jagung, tergantung rating dan
share yang diraih. Ukuran seperti apakah yang digunakan AGB Nielsen
Media Research dalam melakukan penelitiannya? Metode seperti apakah yang
dilakukan? Khusus untuk TV, sebutannya Television Audience Measurement
(TAM) yang dilakukan Nielsen di Indonesia dan 26 negara lainnya. Survey
itu dirancang bagi pengiklan, agensi iklan, maupun pengelola TV untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik karakter penonton TV dan acuan
tontonan TV di kota-kota besar Indonesia.
Sejak 1991, Nielsen
Indonesia telah menyediakan laporan rating mingguan bagi stasiun TV dan
pengiklan mengunakan Layanan Rating Harian-penonton sampel mencatat
acara yang ditonton serta di kanal mana, di dalam buku harian yang
disediakan. Hasilnya dikirimkan pada NMR yang kemudian mentransfernya ke
komputer.
Tahun 1997 NMR beralih menggunakan Peoplemeter System
untuk mengembangkan pengukuran yang lebih akurat menit per menit..
Metode Peoplemeter untuk memperoleh gambaran lebih akurat mencakup 5
kota besar (Jabodetabek, Surabaya, Medan, Semarang, dan Bandung). Pada
2002 di tambah Makassar. Pada 2003 ditambah Yogyakarta (termasuk Bantul
dan Sleman) serta Palembang, 2004 (Denpasar), dan 2006 (Banjarmasin).
Survey Nielsen mencakup populasi 49,5 juta penonton TV.
Sejak
Maret 2007, Nielsen memberikan layanan laporan rating harian. Informasi
detil sebuah program acara bisa langsung diketahui sehari setelah
acaranya tayang. Rating harian juga mencakup 10 kota besar Indonesia.
Angka
rating dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, misalnya saja
durasi suatu program, program tandingan, kualitas gambar yang diterima
di rumah, penonton yang ada (available audience), jadwal tayang,
waktu-waktu insidentil, juga pola kebiasaan penonton di daerah-daerah
tertentu. Rating program tidak mencerminkan kualitas program. Rating
adalah presentase dari penonton suatu acara dibandingkan dengan total
atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Yang diukur melalui rating
ini kuantitas dan bukan kualitas suatu acara.
Rating= Jumlah penonton program A dibagi Populasi TV x 100 persen.
Dengan
perhitungan rating yang menit per menit, panjangnya program
mempengaruhi rating dari satu program. Misalnya program yang tadinya
berdurasi 30 menit mempunyai rating 10. Ketika diperpanjang menjadi 60
menit, ratingnya turun menjadi 8 persen, dikarenakan angka pembagi yang
semakin besar.
Lantas, apakah share? Apa bedanya dengan
rating? Share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada
ukuran satuan waktu tertentu pada suatu channel tertentu terhadap total
pemirsa di semua channel.
Share= Program Rating: Total Rating x 100 %
Ada pula istilah Channel Share yakni persentase pemirsa TV di satu periode tertentu pada saluran TV. Rumus perhitungannya adalah, Channel Share= Channel Share; Total Pemirsa x 100 %
Pada Channel Share yang dibandingkan bukan lagi acaranya, melainkan stasiun TV-nya. Singkat kata, beda rating dan share yakni, angka rating menghitung jumlah penonton TV pada sebuah acara, sedang share menghitung persentase penonton TV di antara stasiun TV lain. Misal, jika ada 3 stasiun TV dengan populasi 10 ribu dan TV1 mempunyai angka penonton 2 ribu, TV2 seribu, dan TV3 seribu, maka rating TV1 20% dan share-nya 50%; TV2 rating 10%, share 25%; TV3 rating 10% dan share 25%.
Perginya Hitam Putih
Hitam
Putih hanyalah salah satu program televisi yang telah menjadi
"almarhum", mengikuti jejak program-program lainnya yang serupa maupun
yang berbeda. Dan untuk urusan hidup mati sebuah program, memang banyak
hal yang menyertainya, termasuk jika acara tersebut dipandang tidak
patut, maka lambat laun acara itu pun akan mati dengan sendirinya alias
ditinggal penontonnya. Namun, algojo paling mematikan yang digunakan
oleh televisi selama ini memang lembaga survay yang mengeluarkan
angka-angka sharing dan rating.
Khusus mengenai Hitam Putih, selain, barangkali, karena urusan rating dan sharing, konon Deddy Corbuzier
sebagai pembawa acara memang memiliki rencana melanjutkan pendidikan
S3. Mmeinjam bahasa para penggemar Hitam Putih, bahwa bukan kematian
acara "Hitam Putih" yang menjadi soal. Yang menjadi perkara adalah,
seperginya Hitam Putih, adakah acara televisi yang bukan hanya
menyajikan kulit, tetapi "isi" yang terdiri dari: pesan yang baik,
aktual, inspiratif dan juga bermanfaat.
Jika tak muncul acara yang
bernas, boleh jadi acara-acara yang digelar di televisi dan mendapatkan
perhatian besar dari penonton melalui sharing dan rating yang tinggi,
adalah potret dari bangsa ini yang sudah sumpek oleh keadaan negara ini.
Jadi, mereka pun memilih untuk bergoyang dan ber haha hihi. (src:tribunnews.com)