BERITA TERKINI, Entah ada unsur disengaja
atau tidak, seorang wanita yang jadi penumpang Kereta Commuter Line
jurusan Serpong - Tanah Abang pada Senin pagi (20/1/2014) melancarkan
protes pada seorang pria yang berdiri persis di dekatnya.
Si
penumpang wanita ini merasa lelaki di sebelahnya sengaja
menyenggol-nyenggol bagian payudaranya dengan memanfaatkan situasi
gerbong kereta yang berdesak-desakan karena penuh penumpang.
Sang
wanita yang tampak berseragam kantoran ini merasa dirinya sudah jadi
korban pelecehan seksual. "Kamu sengaja senggol-senggol payudara saya
ya? Awas ya! Jangan sembarangan di tempat umum," hardik penumpang
perempuan tersebut.
Tentu saja pria di sebelahnya yang berjaket
dan bertopi itu berkelit. "Siapa senggol-senggol? Emang gerbong penuh
begini mau nggak mau ya berdesak-desakan. Situ aja ke-ge-er-an (terlalu
gede rasa)," bantahnya.
"Halah, saya itu bisa merasakan ini
kesengajaan atau tidak! Situ aja berdalih, main di air keruh, dalihnya
penumpang penuh. Kan terasa kesenggol atau sengaja nyenggol. Ngaku aja
deh, daripada saya permalukan," serang penumpang wanita yang tak mau
disebutkan namanya itu.
Pertengkaran mulut antarpenumpang seperti
ini sebenarnya bukan yang pertama. Inilah konsekuensi dari membludaknya
penumpang yang tak sebanding dengan daya tampung gerbong kereta.
Tuduhan
penumpang wanita itu bisa jadi benar, bisa juga salah. Tetap saja ada
kemungkinan kesengajaan meski tak tertutup kemungkinan tersenggolnya
payudara karena konsekuensi penuhnya penumpang yang berhimpitan secara
fisik, baik lelaki maupun perempuan.
"Mbak kalau nggak mau
kesenggol payudaranya ya masuk aja ke gerbong khusus perempuan. Jangan
yang nyampur-nyampur begini," bela rekan pria yang dituduh melakukan
pelecehan seksual.
Seperti diketahui, setiap rangkaian Kereta
Commuter Line memang telah disediakan dua gerbong khusus wanita. Yang
satu berada di gerbong paling depan, dan satunya lagi gerbong khusus
wanita di rangkaian paling belakang. Tapi tetap saja itu tak cukup.
Karenanya,
keluhan pelecehan seksual sering terdengar pada gerbong-gerbong
campuran. Sudah saatnya manajemen PT Kereta Api Indonesia menambah
jumlah gerbong atau paling tidak menambah frekuensi perjalanan kereta
Commuter Line pada jam-jam sibuk, baik pada saat jam berangkat atau
pulang kerja. Demi kenyamanan sekaligus mencegah berjejalnya penumpang
yang sering tersiksa sampai sesak nafas! (src:tribunnews.com)