BERITA TERKINI, Setiap kali mendapatkan benda berharga setelah manggung bareng Band Ungu,
Enda (37) selalu membawa pulang barang itu ke rumah masa kecilnya di
Perkampungan Militer (Perkamil), Kota Manado, Sulawesi Utara.
Didalam
kamar yang seluruh dindingnya bercat ungu itu, gitaris bernama asli
Franco Wellyjat Medjaya Kusumah tersebut meletakkan semua benda-bendanya
yang berharga, termasuk gitar pertamanya saat tampil bareng Ungu.
Namun,
gara-gara banjir bandang yang melanda Manado sejak 15 Januari 2014,
seluruh benda berharga dan 'bersejarah' milik Enda hilang tidak bersisa.
Semuanya hancur karena air bah yang ikut meruntuhkan rumah orangtuanya.
"Kamar gue nggak tersisa. Barang-barang gue juga hilang semua," kata
Enda ketika dijumpai di Kantor Manajemen Band Ungu di Jalan Tebet Barat Dalam II/15 A, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2014) siang.
Gitar
pertama Enda saat bergabung pertama kali dengan Pasha cs misalnya,
ceritanya, "Sudah tak berbentuk gitar lagi. Rumah orangtuanya hancur dan
berantakan, tidak ada satu barang yang bisa diselamatkan. "Hancur sudah
kenangan masa lalu gue," kata Enda.
Enda berencana menemui ayah, ibu dan keluarga lainnya, Selasa (22/1/2014). Ketika itu, Band Ungu tak manggung selama dua hari.
Sekarang
ini, orangtua dan keluarga Enda selamat. Enda menceritakan, setelah
banjir bandang itu, keluarganya aman. "Ada mobil yang masih bisa dipakai
buat transportasi," jelas Enda yang juga memperlihatkan sejumlah foto
bencana banjir di rumah masa kecilnya.
Sejak peristiwa banjir
bandang itu, setiap hari Enda menghubungi orangtuanya. Enda sempat minta
pada ayah dan ibunya untuk 'mengungsi' ke Jakarta. Namun, usaha Enda
itu sia-sia. "Orangtua gue lebih suka tinggal di Manado," kata Enda.
Kini,
Manado yang selama ini tidak pernah banjir itu hancur. "Udah nggak ada
indah-indahnya. Mal hancur, jembatan putus," ujar Enda yang juga sedih
dan kerepotan saat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara,
juga kebanjiran. (src:tribunnews.com)