POHUWATO ONLINE, DAMASKUS -- Persatuan Bangsa-Bangsa mengingatkan
semua pihak yang terlibat dalam Perang Sipil Suriah. PBB menyatakan
perang yang semakin dalam dan meluas ke beberapa negara tetangga itu
hanya akan menambah korban rakyat sipil.
Reuters mengabarkan hingga Sabtu, (1/6)pasukan Suriah dan gerilyawan Hizbullah masih berperang di kota Al Qusair, perbatasan Suriah dan Libanon. Sementara PBB terus mengingatkan bahwa ada puluhan ribu rakyat sipil yang terperangkap di sana.
Kelompok Observasi HAM pendukung oposisi mengatakan saat ini hampir semua sisi kota Qusair dan desa di sekitarnya di kuasai pasukan militer Suriah dibantu Hizbullah.
Sementara oposisi terus meminta bantuan militer dan obat-obatan karena ada ratusan orang terluka akibat serangan itu. Perang ini berlangsung ketika Rusia dan Amerika Serikat mengusulkan konferensi damai. Sebuah konferensi yang dilakukan untuk menghentikan perang yang telah menyebabkan 80 ribu nyawa melayang.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon sangat khawatir dengan pertempuran Qusair. Apalagi, ucap dia, ketika 30 ribu warga sipil hidup di kota itu. Ia pun meminta kedua belah pihak, pasukan Assad dan oposisi membiarkan rakyat sipil keluar dari kota itu.
"Semua mata melihat kesana, dan mereka bertanggung jawab jika terjadi penyerangan kepada rakyat sipil di Qusair," ucap PBB dalam pernyataan tertulis.
Kelompok pengawas HAM juga menyebutkan satu orang tewas dalam pertempuran itu baru-baru ini. Sementara oposisi kini mencoba menggempur pangkalan udara Daba yang rabu lalu dikuasai militer Suriah.
Sementara itu, Sabtu (1/6) sumber militer mengatakan tujuh roket menghantam wilayah Bekaa, Libanon. Roket itu diyakini dikirimkan dari wilayah yang dikuasai oposisi di Suriah.
Kebanyakan roket itu menghantam tanah kosong. Walaupun begitu Satu roket menghancurkan sebuah bangunan meski tidak ada yang terluka. Namun untuk pertama kalinya daerah yang terletak 60 kilometer timur Beirut itu dihantam roket.
Sumber: Republika Online
Reuters mengabarkan hingga Sabtu, (1/6)pasukan Suriah dan gerilyawan Hizbullah masih berperang di kota Al Qusair, perbatasan Suriah dan Libanon. Sementara PBB terus mengingatkan bahwa ada puluhan ribu rakyat sipil yang terperangkap di sana.
Kelompok Observasi HAM pendukung oposisi mengatakan saat ini hampir semua sisi kota Qusair dan desa di sekitarnya di kuasai pasukan militer Suriah dibantu Hizbullah.
Sementara oposisi terus meminta bantuan militer dan obat-obatan karena ada ratusan orang terluka akibat serangan itu. Perang ini berlangsung ketika Rusia dan Amerika Serikat mengusulkan konferensi damai. Sebuah konferensi yang dilakukan untuk menghentikan perang yang telah menyebabkan 80 ribu nyawa melayang.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon sangat khawatir dengan pertempuran Qusair. Apalagi, ucap dia, ketika 30 ribu warga sipil hidup di kota itu. Ia pun meminta kedua belah pihak, pasukan Assad dan oposisi membiarkan rakyat sipil keluar dari kota itu.
"Semua mata melihat kesana, dan mereka bertanggung jawab jika terjadi penyerangan kepada rakyat sipil di Qusair," ucap PBB dalam pernyataan tertulis.
Kelompok pengawas HAM juga menyebutkan satu orang tewas dalam pertempuran itu baru-baru ini. Sementara oposisi kini mencoba menggempur pangkalan udara Daba yang rabu lalu dikuasai militer Suriah.
Sementara itu, Sabtu (1/6) sumber militer mengatakan tujuh roket menghantam wilayah Bekaa, Libanon. Roket itu diyakini dikirimkan dari wilayah yang dikuasai oposisi di Suriah.
Kebanyakan roket itu menghantam tanah kosong. Walaupun begitu Satu roket menghancurkan sebuah bangunan meski tidak ada yang terluka. Namun untuk pertama kalinya daerah yang terletak 60 kilometer timur Beirut itu dihantam roket.
Sumber: Republika Online