BERITA TERKINI, KHARTOUM
-- Mesir berada di "jalan benar", kata Menteri Luar Negeri Nabil Fahmy
Senin di Sudan dalam lawatan pertamanya ke luar negeri setelah ratusan
orang meninggal dalam bentrokan-bentrokan mematikan antara pendukung
presiden terguling Mohammad Moursi dan pasukan keamanan.
"Ya krisis
terjadi tetapi kami berada di jalan benar dan saya yakin dengan masa
depan," kata Fahmy setelah pembicaraan dengan rekan sejawatnya dari
Sudan, Ali Karti.
Menurut dia, Mesir akan mendorong
"peta jalannya", satu rencana yang dirancang tentara untuk
menyelenggarakan pemilihan pada 2014.
"Prioritas utama kami ialah
keamanan nasional Mesir," kata Menlu itu. "Sistem politik Mesir
mendatang akan demokratis, terbuka dan terbuka bagi semua sesuai dengan
undang-undang konstitusi yang akan ditulis segera."
Namun, Fahmy memperingatkan siapa
saja yang melakukan kekerasan akan diperlakukan berdasarkan hukum yang
berlaku dan akan diisolasi dari masa depan Mesir.
Fahmy, mantan duta besar Mesir
untuk Washington, diambil sumpahnya sebagai bagian dari pemerintahan
sementara setelah militer Mesir menggulingkan Presiden Moursi pada 3
Juli lalu.
Penggulingan Moursi, mantan
pemimpin Ikhwanul Muslimin yang menjadi presiden pertama Mesir melalui
pemilihan demokratis, menyusul protes-protes yang menyerukan pengunduran
dirinya.
Berdasarkan data pemerintah Mesir
hampir 800 orang telah meninggal di Mesir sejak Rabu lalu ketika
pasukan keamanan membubarkan dua perkemahan para pendukung Moursi di
Kairo. Tindakan pasukan keamanan Mesir mengundang kecaman internasional
termasuk dari Sudan yang pemerintahan menyebut dirinya berdasarkan
Islam.
Namun, kubu Ikhwanul Muslimin menyebut ada ribuan pendukung Mursi yang dibantai oleh militer dan polisi Mesir.
Panglima militer Mesir Jenderal
Abdel Fattah al-Sisi berjanji akan menindak "dengan kekuatan" terhadap
serangan-serangan lebih lanjut atas polisi dan bangunan-bangunan
pemerintah.
Serangan-serangan seperti itu,
kata Fahmy, dibenarkan karena ada rencana akan menyebarkan ketakutan di
antara warga Mesir dan akan mengguncang Mesir.
"Kami tak akan membiarkan siapapun membuat orang-orang Mesir takut," kata dia.
Fahmy mengatakan rezimnya ingin mengklarifikasi situasi kepada para tetangganya "khususnya Sudan".
"Kami datang ke sini dengan pesan politik jelas: Kami ingin bekerja sama untuk kepentingan negara-negara itu."
Sumber: Republika Online