BERITA TERKINI, WASHINGTON -- Setengah dari warga Amerika
Serikat percaya Presiden Barack Obama seharusnya tidak ikut campur
secara ketentaraan di Suriah dalam menanggapi dugaan penggunaan senjata
kimia oleh penguasanya, kata jajak pendapat disiarkan pada Jumat.
Masyarakat tampak terpecah pada masalah apakah menggunakan kekuatan tentara untuk langsung menghukum Presiden Suriah Bashar Assad yang menggunakan gas beracun pada rakyatnya, sehingga menewaskan ratusan warga Suriah pada pekan lalu.
Menurut hasil jajak pendapat, hanya 42 persen warga AS mendukung Obama melancarkan serangan terhadap Suriah sebagai tanggapan. 50 persen warga menentang dan delapan persen tidak yakin.
Saat ditanya lebih khusus apakah mereka mendukung tanggapan terbatas pada serangan udara menggunakan peluru kendali jelajah ditembakkan dari kapal Angkatan Laut AS untuk menghancurkan sarana tentara, yang digunakan untuk melakukan serangan kimia, petanggap lebih mendukung.
Limapuluh persen mendukung gerakan itu, sementara 44 persen menentang, kata NBC. Sejumlah besar, 58 persen, menyatakan menyetujui penggunaan bahan kimia senjata oleh negara mana pun melanggar "garis merah", yang memerlukan tanggapan hakiki Amerika Serikat, termasuk kemungkinan serangan.
Tapi, hampir delapan dari 10 petanggap mengatakan presiden harus diminta mendapatkan persetujuan Kongres sebelum ikut campur. Jajak pendapat atas 700 orang itu, dengan tingkat kesalahan 3,7 persen, dilakukan pada Rabu dan Kamis saat presiden menimbang pilihan untuk menanggapi Assad.
Regu keamanan negara Obama menjelaskan kepada duapuluhan anggota Kongres melalui telepon pada Kamis tentang rencana yang dipertimbangkan bila ia memutuskan campur tangan tentara.
Pemerintahan Obama secara taat asas menyatakan penggunaan senjata kimia oleh Bashar merupakan ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat.
Namun, hanya 21 persen petanggap jajak pendapat itu mengatakan memikirkan tindakan terhadap pemerintah Suriah adalah kepentingan negara Amerika Serikat.
Jajak pendapat NBC itu juga menunjukkan tingkat penerimaan keseluruhan pekerjaan Obama merosot satu titik sejak Juli, menjadi 44 persen. Persetujuan atas penanganan kemelut Suriah hanya 35 persen.
Masyarakat tampak terpecah pada masalah apakah menggunakan kekuatan tentara untuk langsung menghukum Presiden Suriah Bashar Assad yang menggunakan gas beracun pada rakyatnya, sehingga menewaskan ratusan warga Suriah pada pekan lalu.
Menurut hasil jajak pendapat, hanya 42 persen warga AS mendukung Obama melancarkan serangan terhadap Suriah sebagai tanggapan. 50 persen warga menentang dan delapan persen tidak yakin.
Saat ditanya lebih khusus apakah mereka mendukung tanggapan terbatas pada serangan udara menggunakan peluru kendali jelajah ditembakkan dari kapal Angkatan Laut AS untuk menghancurkan sarana tentara, yang digunakan untuk melakukan serangan kimia, petanggap lebih mendukung.
Limapuluh persen mendukung gerakan itu, sementara 44 persen menentang, kata NBC. Sejumlah besar, 58 persen, menyatakan menyetujui penggunaan bahan kimia senjata oleh negara mana pun melanggar "garis merah", yang memerlukan tanggapan hakiki Amerika Serikat, termasuk kemungkinan serangan.
Tapi, hampir delapan dari 10 petanggap mengatakan presiden harus diminta mendapatkan persetujuan Kongres sebelum ikut campur. Jajak pendapat atas 700 orang itu, dengan tingkat kesalahan 3,7 persen, dilakukan pada Rabu dan Kamis saat presiden menimbang pilihan untuk menanggapi Assad.
Regu keamanan negara Obama menjelaskan kepada duapuluhan anggota Kongres melalui telepon pada Kamis tentang rencana yang dipertimbangkan bila ia memutuskan campur tangan tentara.
Pemerintahan Obama secara taat asas menyatakan penggunaan senjata kimia oleh Bashar merupakan ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat.
Namun, hanya 21 persen petanggap jajak pendapat itu mengatakan memikirkan tindakan terhadap pemerintah Suriah adalah kepentingan negara Amerika Serikat.
Jajak pendapat NBC itu juga menunjukkan tingkat penerimaan keseluruhan pekerjaan Obama merosot satu titik sejak Juli, menjadi 44 persen. Persetujuan atas penanganan kemelut Suriah hanya 35 persen.
Sumber: Republika Online