BERITA TERKINI, DAMASKUS -- Perdana Menteri Suriah Wael
al-Halqi pada Rabu (28/8) waktu setempat, mengatakan, Suriah akan
menjadi "kuburan para penyerang" jika tentara negara asing melakukan
campur tangan.
Ia juga menuduh Barat mencari-cara alasan untuk melancarkan serangan,
lapor AFP. Suriah akan memberi kejutan kepada para penyerang, seperti
yang terjadi pada perang Yom Kippur 1973, yaitu ketika pasukan Arab
membuat Israel lengah, dan menjadi "kuburan para penyerang", katanya.
"Ancaman kekuatan Barat penjajah tidak membuat kita takut, karena
rakyat Suriah memiliki tekad, yaitu tidak akan tinggal diam jika
dihina," kata Halqi seperti dikutip stasiun televisi pemerintah.
Wakil Menteri Luar Negeri Faisal Muqdad, sementara itu, mengatakan
Barat telah mendorong para pemberontak anti-pemerintah untuk menggunakan
gas beracun. Di saat yang sama menyalahkan pemerintah sebagai alasan
untuk melancarkan tindakan campur tangan Barat.
"Kelompok teroris menggunakan gas sarin di sejumlah daerah di negara
ini dengan mendapat dorongan dari Amerika, Inggris dan Prancis," katanya
kepada para wartawan.
"Dorongan negara Barat ini harus dihentikan karena dengan membela
para teroris ini. Kelompok-kelompok ini akan segera mengarahkan
persenjataan kimia terhadap rakyat Eropa,"lanjutnya.
Mugqdad mengeluarkan pernyataan itu setelah melakukan pertemuan
dengan utusan PBB urusan perlucutan senjata, Angela Kane. Angela
merupakan ketua tim pemeriksa senjata PBB yang telah berada di Suriah
sejak 18 Agustus.
Sumber: Republika Online