BERITA TERKINI, KAIRO -- Seorang tokoh senior Ikhwanul Muslimin
(IM) mengatakan, Presiden Muhammad Mursi menolak tawaran pertukaran
kekuasaan dan kebebasan dirinya.
Ia mengatakan hal tersebut kepada Kepala Kebijakan Uni Eropa,
Catherine Ashton, bahwa ia menolak memberikan legitimasi presiden agar
ia dan pemimpin Ikhwanul Muslimin lain bisa keluar dengan aman.
Dikutip dari media Al-Masry Al-Youm, seorang tokoh senior yang diwawancarai kantor berita Turki Anadolu, menyatakan
kelompok Ikhwanul sempat diberitahu garis besar pembicaraan sepanjang
dua jam tersebut. Akan tetapi, ia tak diberi tahu detil informasi itu.
Sumber tersebut juga mengatakan Ashton menyarankan kepada IM untuk
mengakhiri aksi pendudukan sebagai imbalan pembebasan Mursi dan tahanan
IM yang lain.
Mursi dalam pertemuan itu mengatakan kepada Ashton bahwa ia masih
presiden sah Mesir. Khususnya yang dipilih melalui pemilihan yang bebas
dan adil. Sumber itu juga menambahkan, Mursi sebenarnya akan melakukan
referendum kala pemilihan parlemen yang dijadwalkan September atau
Oktober.
Saat ini, Mursi menuntut diakhirinya kekerasan terhadap pendukung
Ikhwanul Muslimin dan membebaskan tahanan lain yang ditangkap dengan
alasan politis. Sebelumnya dikutip dari Al Jazeera, Ashton mengatakan Mursi dalam kondisi sehat.
Selain itu, Mursi bisa mengakses informasi, baik melalui televisi
dan surat kabar. Sehingga ia mampu mengetahui dan membicarakan situasi
terkini.Namun ia menolak untuk mengomentari isi pembicaraan yang
berlangsung selama dua jam itu.
Ia hanya mengatakan, kalau takkan mewakili apapun pandangan Mursi
terkait isu apapun. ''Karena dalam keadaannya saat ini tak bisa
membenarkan jika saya berkata salah,'' tutur dia kepada Al Jazeera, Selasa (30/7).
Ashton mengakui bisa melihat fasilitas dimana Mursi ditahan. Akan
tetapi ia tak mengetahui dimana ia sedang berada. Ia pun menyampaikan
salam dari semua orang, dan Mursi pun menyampaikan untuk kembali
memberikan salam.
''Tentu saja saya mencoba untuk memastikan kepada keluarganya bahwa
ia baik-baik saja,'' ucap dia kepada reporter televisi, Selasa (30/7).
Muhammad Mursi ditahan telah sejak militer mengkudeta mereka pada 3
Juli lalu.
Pemerintah Militer Mesir mengatakan sedang menyelidiki beberapa
tuduhan, termasuk pembunuhan ketika ia kabur dari penjara pada tahun
2011.
Sumber: Republika Online