BERITA TERKINI, MOSKOW -- Satu pabrik senjata penting Rusia,
Kamis (29/8), mengatakan bahwa sistem-sistem rudal pertahanan udara
S-300 yang diproduksi untuk Iran telah dibongkar dan dibuang. Hal itu
dilakukan setelah tekanan Barat untuk membatalkan kontrak itu.
"Perangkat keras untuk Iran itu tidak ada lagi," kata direktur umum pabrik senjata Rusia Almaz-Antev, Vladislav Menshhikov, kepada Wartawan. "Kami telah membongkarnya dengan tuntas. Peralatan yang dapat digunakan telah dimanfaatkan," katanya.
Dia menambahkan bahwa beberapa bagian lainnya telah dihancurkan. "Ini adalah informasi yang dapat dipercaya," katanya yang dikutip kantor berita Interfax dan AFP, Jumat (30/8).
Kontrak Rusia untuk menjual kepada sekutu Irannya rudal-rudal darat ke udara yang mutakhir diperkirakan mencapai sekitar 800 juta dolar AS.
Pada tahun 2010, Rusia membatalkan kontrak itu setelah mendapat tekanan kuat dari Amerika Serikat dan Israel agar tidak menjual sistem-sistem senjata itu,yang menimbulkan protes keras dari Teheran.
Rusia, yang adalah sekutu penting Iran dan telah membangun pusat listrik tenaga nuklir pertamanya di kota Busher, Iran selatan, mengatakan pihaknya akan mengganti uang muka yang telah dibayarkan Iran sesuai perjanjian kontrak itu.
"Perangkat keras untuk Iran itu tidak ada lagi," kata direktur umum pabrik senjata Rusia Almaz-Antev, Vladislav Menshhikov, kepada Wartawan. "Kami telah membongkarnya dengan tuntas. Peralatan yang dapat digunakan telah dimanfaatkan," katanya.
Dia menambahkan bahwa beberapa bagian lainnya telah dihancurkan. "Ini adalah informasi yang dapat dipercaya," katanya yang dikutip kantor berita Interfax dan AFP, Jumat (30/8).
Kontrak Rusia untuk menjual kepada sekutu Irannya rudal-rudal darat ke udara yang mutakhir diperkirakan mencapai sekitar 800 juta dolar AS.
Pada tahun 2010, Rusia membatalkan kontrak itu setelah mendapat tekanan kuat dari Amerika Serikat dan Israel agar tidak menjual sistem-sistem senjata itu,yang menimbulkan protes keras dari Teheran.
Rusia, yang adalah sekutu penting Iran dan telah membangun pusat listrik tenaga nuklir pertamanya di kota Busher, Iran selatan, mengatakan pihaknya akan mengganti uang muka yang telah dibayarkan Iran sesuai perjanjian kontrak itu.
Sumber: Republika Online