BERITA TERKINI, Kelud meletus, Kamis (13/2) sekira pukul 22.50
WIB. Gunung Kelud yang dalam bahasa Belanda disebut Klut, atau Kloete
merupakan gunung berapi di yang berada di perbatasan antara Kabupaten
Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang.
Dalam cerita rakyat di sekitar Gunung Kelud, Letusan gunung tersebut kerap dikaitkan dengan legenda perseteruan Penguasa kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya dengan Lembu Sura, seorang pemuda yang digambarkan berkepala lembu (sapi).
Warga meyakini, letusan gunung tersebut terkait dengan dendam Lembu Sura. Dikisahkan, Raja Brawijaya mempunyai seorang putri yang cantik yaitu Dyah Ayu Pusparani. Banyak raja dan pangeran yang melamar untuk dijadikan permaisuri.
Dalam cerita rakyat di sekitar Gunung Kelud, Letusan gunung tersebut kerap dikaitkan dengan legenda perseteruan Penguasa kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya dengan Lembu Sura, seorang pemuda yang digambarkan berkepala lembu (sapi).
Warga meyakini, letusan gunung tersebut terkait dengan dendam Lembu Sura. Dikisahkan, Raja Brawijaya mempunyai seorang putri yang cantik yaitu Dyah Ayu Pusparani. Banyak raja dan pangeran yang melamar untuk dijadikan permaisuri.
Prabu Brawijaya bingung memilih calon menantu dan akhirnya mengadakan sayembara. Barangsiapa bisa merentang busur sakti Kyai Garodayaksa dan sanggup mengangkat gong Kyai Sekardelima, dialah yang berhak menikah dengan Putri Pusparani.
Lembu Sura pun akhirnya mengikuti sayembara tersebut. Dia berhasil merentang busur dan mengangkat gong yang sangat besar itu dengan mudah.
Raden Lembu Sura atau yang dikenal juga dengan Raden Wimba pun dinilai berhak menikah dengan Dyah Ayu Pusparani. Sayang, Pusparini enggan menikah dengan Lembu Sura lantaran, pemuda berkepala lembu itu.
Pusparini pun kembali, memberikan syarat kepada Lembu Sura bila ingin menikahinya. Dia diperintahkan membuat sumur di Puncak Gunung Kelud. "Buatkan aku sumur di puncak Gunung Kelud. Air sumur itu akan kita pakai mandi berdua setelah selesai upacara perkawinan,” pinta Pusparini pada Lembu Sora.
Saking sayangnya kepada Pusparini, permintaan tersebut pun dikabulkan. Dengan tanduknya, Lembu Sura menuju puncak Gunung Kelud. Saat menggali sumur cukup dalam itulah, Pusparini kembali mengeluh kepada ayahandanya, Brawijaya. Pusaparini menolak menikah dengan Lembu Sura.
Brawijaya tidak bisa menolak permintaan anaknya itu, hingga akhirnya dia memerintahkan pasukan untuk mengubur Lembu Sura yang sedang menggali sumur di Puncak Kelud. Lembu Sura tertimbun tanah.
Sebelum dia meninggal, Lembu Sura mengancam Prabu Brawijaya. Dia menilai Raja Majapahit itu telah mengkhianatinya. “Ingatlah, setiap dua windu (16 tahun) sekali aku akan merusak tanahmu dan seluruh yang hidup di kerajaanmu."
Sampai sekarang, setiap Gunung Meletus, warga menganggap hal itu adalah amukan Lembu Sura untuk membalas dendam. (src:okezone.com)