BERITA TERKINI, Bentrok dua kelompok warga
asal Maluku Tenggara di Jalan Pattimura, terus meluas di sejumlah tempat
di Kota Timika, Mimika, Papua, Selasa (10/2/2014) dini hari.
Informasi
yang dihimpun bentrok dua kelompok warga terjadi di Jalan Ahmad Yani,
Jalan Busiri dan sekitar Pasar Damai Timika. Ratusan orang bersenjata
parang, tombak, dan panah wayar saling serang, mengakibatkan 19 orang
terluka.
Akibat bentrokan yang terjadi di sejumlah jalan utama,
banyak warga takut keluar rumah. Hendrik, salah seorang warga Timika,
yang dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan warga takut keluar
rumah karena di sejumlah tempat ada kumpulan warga yang membawa senjata
tajam.
Bahkan pada Senin (10/2/2014) malam, kota Timika bak kota mati.
"Mereka merusak apa saja. Ada beberapa motor dan rumah warga dirusak,” ujar Hendrik.
Hingga
kini, belum ada keterangan dari aparat kepolisian terkait bentrokan dua
kelompok yang telah mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan
belasan orang luka-luka itu.
Kronologi Bentrokan
Bentrok
antara dua kelompok warga asal Maluku Tenggara, asal Kampung Holat dan
Kampung Bombay, bermula Minggu (9/2/2014). Saat itu terjadi perusakan
terhadap rumah milik Sarah Watlitir di Komplek Bambu Kuning, Jalan Ahmad
Yani, Timika.
Menduga pelaku perusakan adalah warga Kampung
Bombay, belasan warga Kampung Holat membawa senjata tajam mendatangi
rumah Petrus di Jalan Pattimura Jalur 8. Belasan orang tersebut langsung
masuk ke dalam rumah dan menganiaya Petrus sampai tewas.
Mengetahui
kasus penganiayaan tersebut, puluhan warga Kampung Bombay kemudian
berkumpul dengan senjata tajam di Jalan Pattimura. Anggota Dalmas Polres
Mimika yang datang bersama Patroli Polsek Mimika Baru yang berusaha
membubarkan massa, justru diserang dengan panah wayar.
Warga
kampung Bombay yang sudah terlanjur emosi, menyusul pembunuhan warganya
lalu membakar rumah milik warga Holat di Jalan Pattimura. Akibat bentrok
yang terjadi pada Minggu malam, satu orang meninggal dunia dan dua
orang lainnya terkena tombak. Empat rumah juga dibakar massa pada malam
itu.
Bentrok antara kelompok warga dari dua kampung berbeda asal
Maluku Tenggara, sudah beberapa kali terjadi di Timika sejak 2011. Upaya
aparat kepolisian untuk mendamaikan dua kelompok warga dengan
melibatkan tokoh masyarakat selalu menemui jalan buntu. (src:tribunnews.com)