BERITA TERKINI, Capres Joko
Widodo (Jokowi) menyambangi Pondok Pesantren Darussalam, Martapura, Kabupaten
Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel). Kedatangannya kali ini guna bersilaturahmi
dengan pimpinan pondok pesatren KH Tuan Guru Wildan Salman, yang merupakan
tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Kalsel.
Tiba di pesantren, Jokowi langsung disambut tuan guru dan para pimpinan pondok pesantren. Tak lama, ia diminta naik ke atas mimbar untuk memberikan tausiyah oleh tuan guru. Namun, ia memilih bercerita perjalanan kariernya, yang berawal dari seorang pengusaha kayu hingga menjadi capres saat ini.
Tiba di pesantren, Jokowi langsung disambut tuan guru dan para pimpinan pondok pesantren. Tak lama, ia diminta naik ke atas mimbar untuk memberikan tausiyah oleh tuan guru. Namun, ia memilih bercerita perjalanan kariernya, yang berawal dari seorang pengusaha kayu hingga menjadi capres saat ini.
Dengan gaya
bicaranya yang jenaka, apa yang diceritakan Jokowi itu langsung disambut tawa
para hadirin. Kisah Jokowi itu berhasil mengocok perut para santri.
"Sebetulnya
saya hidup di ekspor, dunia usaha, produk kayu. Kemudian 9 tahun lalu, karena
ada Pilkada di Solo, kemudian temen-teman saya dorong. Yasudah saya ikut.
Setelah ikut, saya adalah orang yang tidak terkenal, tapi karena maju. Bismillah...karena
Allah. Kecelakaan dan jadi (menang Pilkada Solo)," ucap Jokowi disambut
tawa para hadirin, Minggu (25/5/2014).
Jokowi lalu bercerita saat pertama kali dirinya diminta menjadi capres, namun di satu sisi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, ia yang mengaku tak punya kerabat atau relasi yang cukup banyak di Jakarta, akhirnya menerima mandat dari partainya PDIP menjadi capres.
"Di Jakarta saya nggak punya rumah. Ya saya nginep di rumah dinas. 2 Tahun jabat, saya nggak minta, nggak lobi-lobi. Ditetapkan lagi jadi capres 14 Maret lalu. Saat itu saya sampaikan bismillahirahmanirahim...saya siap melaksanakan..." kenang Jokowi.
Di hadapan ribuan santri, mantan Walikota Solo itu mengakui tidak seperti tokoh lainnya, yang mempunyai perawakan gagah dan tampan. "Saya memang kurus. Berat badan saya 54 kilo, tinggi 174 cm. Kalau naik bisa, turun bisa. Naik kadang hanya 3 ons. Paling banyak setengah kilo, dan kelihatannya tidak bisa lagi dinaikkan."
"Makanya, banyak yang minta Pak Jokowi makan yang banyak, biar agak gemuk. Gagah. Waduh, saya adanya seperti ini," sambung Jokowi yang disambut tawa para hadirin.
Tak hanya di situ, Jokowi kembali menimpali pengakuan soal wajah dirinya yang kekampungan itu. "Banyak orang di TV bilang saya wajah ndeso, yasudah saya terima apa adanya. Alhamdulillah, gimana pun ini pemberian Allah. Harus disyukuri," ucapnya pasrah. (src:indonesia-baru.liputan6.com)
Jokowi lalu bercerita saat pertama kali dirinya diminta menjadi capres, namun di satu sisi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, ia yang mengaku tak punya kerabat atau relasi yang cukup banyak di Jakarta, akhirnya menerima mandat dari partainya PDIP menjadi capres.
"Di Jakarta saya nggak punya rumah. Ya saya nginep di rumah dinas. 2 Tahun jabat, saya nggak minta, nggak lobi-lobi. Ditetapkan lagi jadi capres 14 Maret lalu. Saat itu saya sampaikan bismillahirahmanirahim...saya siap melaksanakan..." kenang Jokowi.
Di hadapan ribuan santri, mantan Walikota Solo itu mengakui tidak seperti tokoh lainnya, yang mempunyai perawakan gagah dan tampan. "Saya memang kurus. Berat badan saya 54 kilo, tinggi 174 cm. Kalau naik bisa, turun bisa. Naik kadang hanya 3 ons. Paling banyak setengah kilo, dan kelihatannya tidak bisa lagi dinaikkan."
"Makanya, banyak yang minta Pak Jokowi makan yang banyak, biar agak gemuk. Gagah. Waduh, saya adanya seperti ini," sambung Jokowi yang disambut tawa para hadirin.
Tak hanya di situ, Jokowi kembali menimpali pengakuan soal wajah dirinya yang kekampungan itu. "Banyak orang di TV bilang saya wajah ndeso, yasudah saya terima apa adanya. Alhamdulillah, gimana pun ini pemberian Allah. Harus disyukuri," ucapnya pasrah. (src:indonesia-baru.liputan6.com)