BERITA TERKINI, Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi berpendapat Golkar
akan mengalami kerugian jika berani memecat para kadernya karena punya
sikap politik yang bertolak belakang dengan sikap partai.
Kader-kader muda Golkar seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Poempida Hidayatullah, Indra J Pilang, Andi Harianto dan Meutia Hafid serta diikuti Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Letjen TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan mosi tidak percaya atas sikap politik partainya.
Kader-kader muda Golkar dan puluhan bekas petinggi TNI dan Polri yang dimotori Luhut mantap memilih duet Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.
"Golkar tidak ubahnya akan harakiri jika berani memecat Luhut Panjaitan, Indra Piliang, Agus Gumiwang, Poempida dan kader-kader lain," ungkap Ari saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/5/2014).
Apalagi, menurut dia, selama ini mereka telah memberi warna bagi Golkar karena pemikiran-pemikirannya yang brilian. "Anak-anak muda seperti Agus Gumiwang, Poempida dan Meutia itu aset Golkar di masa depan,"kata Ari Junaedi.
Menurut pengajar program pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Diponegoro (Undip) ini, otokritik yang dilancarkan sejumlah kader Golkar merupakan kekecewaan dari sikap Ical yang oportunis. Mendukung Prabowo - Hatta sama saja merendahkan martabat dan harkat partai.
"Kalau mereka benar-benar dipecat akan jadi blunder bagi Golkar. Dukungan kepada Jokowi-JK akan membesar di partai Golkar. Lihat saja kader-kader Golkar di Sulawesi Selatan mulai goyah, mereka lebih memilih Jokowi-JK walau ketua umumnya membela mati-matian Prabowo. Ada yang tidak linear antara garis partai dengan pilihan di akar rumput. Saya kira ini menjadi ancaman serius di tubuh Golkar,"ujar Ari Junaedi.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Golkar Akbar Tandjung meminta Golkar segera memecat para "mbalelo" ini atau mengundurkan diri. Akbar berpendapat para pendukung Jokowi itu melanggar keputusan partai. Akbar juga mengapresiasi Prabowo yang sudi memberi posisi menteri utama untuk Ical. (src:tribunnews.com)
Kader-kader muda Golkar seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Poempida Hidayatullah, Indra J Pilang, Andi Harianto dan Meutia Hafid serta diikuti Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Letjen TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan mosi tidak percaya atas sikap politik partainya.
Kader-kader muda Golkar dan puluhan bekas petinggi TNI dan Polri yang dimotori Luhut mantap memilih duet Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.
"Golkar tidak ubahnya akan harakiri jika berani memecat Luhut Panjaitan, Indra Piliang, Agus Gumiwang, Poempida dan kader-kader lain," ungkap Ari saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/5/2014).
Apalagi, menurut dia, selama ini mereka telah memberi warna bagi Golkar karena pemikiran-pemikirannya yang brilian. "Anak-anak muda seperti Agus Gumiwang, Poempida dan Meutia itu aset Golkar di masa depan,"kata Ari Junaedi.
Menurut pengajar program pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Diponegoro (Undip) ini, otokritik yang dilancarkan sejumlah kader Golkar merupakan kekecewaan dari sikap Ical yang oportunis. Mendukung Prabowo - Hatta sama saja merendahkan martabat dan harkat partai.
"Kalau mereka benar-benar dipecat akan jadi blunder bagi Golkar. Dukungan kepada Jokowi-JK akan membesar di partai Golkar. Lihat saja kader-kader Golkar di Sulawesi Selatan mulai goyah, mereka lebih memilih Jokowi-JK walau ketua umumnya membela mati-matian Prabowo. Ada yang tidak linear antara garis partai dengan pilihan di akar rumput. Saya kira ini menjadi ancaman serius di tubuh Golkar,"ujar Ari Junaedi.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Golkar Akbar Tandjung meminta Golkar segera memecat para "mbalelo" ini atau mengundurkan diri. Akbar berpendapat para pendukung Jokowi itu melanggar keputusan partai. Akbar juga mengapresiasi Prabowo yang sudi memberi posisi menteri utama untuk Ical. (src:tribunnews.com)