BERITA TERKINI, Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mendapat dukungan menguat Jawa Timur.
Dukungan kali ini dari Jaringan Santri (JARI) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Jatim, Minggu (25/5/2014). Mereka siap menangkan capres dan cawapres dari Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar, dan PBB dalam Pilpres 9 Juli nanti.
Ketua JARI Gus Dur Jatim Ahmad Arizal mengatakan, jaringan santri di Jatim mencapai puluhan ribu tersebar di 662 kecamatan yang ada di 38 kabupaten/kota. Mereka adalah santri serta para pecinta mantan Ketua Umum PBNU dan Presiden ke-4 RI ini.
Para pecinta Gus Dur menjatuhkan pilihan mendukung Prabowo-Hatta, karena program kerja mereka dinilai lebih jelas dan sangat pro rakyat.
Selain itu, kepribadian Prabowo yang lebih tegas dan berwibawa diyakini mampu memimpin bangsa Indonesia yang sekarang sedang menghadapi permasalahan pelik dan kompleks.
"Dengan dipimpin Pak Prabowo, kami yakin bangsa ini lebih maju, kondusif, dan sejahtera," ujar Arizal kepada Surya, Minggu (25/5/2014).
JARI Gus Dur akan membentuk simpul-simpul relawan pemenangan di masing-masing daerah. Seperti melakukan sosialisasi dan meyakinkan masyarakat, agar dalam pilpres nanti memilih Prabowo-Hatta.
Pihaknya juga akan melakukan safari ke pondok pesantren se-Jatim, para ulama', kyai kampung, dan tokoh-tokoh di Jatim.
"Selain itu, pemilih pemula dari kalangan pemuda-pemuda NU dan pendukung Gus Dur dari berbagai latar belakang lainnya juga akan kita jaring untuk mendukung Prabowo," tegas mantan Ketua Garda Bangsa Jatim ini.
Arizal mengaku sudah mendapat ijin dari putri Gusdur, Yenny Wahid, terkait gerakan JARI Gus Dur di Jatim yang mendukung Prabowo-Hatta. Sejumlah tokoh Jatim, seperti mantan Bupati Bangkalan KH Fuad Amin juga mendukung penuh.
Bagaimana posisi Gusdurian? Menanggapi pertanyaan tersebut, Arizal yang juga Koordinator Gusdurian Jatim menegaskan, bahwa posisi Gusdurian netral, tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana.
Karena Gusdurian merupakan istilah bagi orang yang menghormati dan memperjuangkan gagasan, serta tata nilai dalam berbangsa dan bernegara yang dikembangkan Gus Dur. (src:tribunnews.com)
Dukungan kali ini dari Jaringan Santri (JARI) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Jatim, Minggu (25/5/2014). Mereka siap menangkan capres dan cawapres dari Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar, dan PBB dalam Pilpres 9 Juli nanti.
Ketua JARI Gus Dur Jatim Ahmad Arizal mengatakan, jaringan santri di Jatim mencapai puluhan ribu tersebar di 662 kecamatan yang ada di 38 kabupaten/kota. Mereka adalah santri serta para pecinta mantan Ketua Umum PBNU dan Presiden ke-4 RI ini.
Para pecinta Gus Dur menjatuhkan pilihan mendukung Prabowo-Hatta, karena program kerja mereka dinilai lebih jelas dan sangat pro rakyat.
Selain itu, kepribadian Prabowo yang lebih tegas dan berwibawa diyakini mampu memimpin bangsa Indonesia yang sekarang sedang menghadapi permasalahan pelik dan kompleks.
"Dengan dipimpin Pak Prabowo, kami yakin bangsa ini lebih maju, kondusif, dan sejahtera," ujar Arizal kepada Surya, Minggu (25/5/2014).
JARI Gus Dur akan membentuk simpul-simpul relawan pemenangan di masing-masing daerah. Seperti melakukan sosialisasi dan meyakinkan masyarakat, agar dalam pilpres nanti memilih Prabowo-Hatta.
Pihaknya juga akan melakukan safari ke pondok pesantren se-Jatim, para ulama', kyai kampung, dan tokoh-tokoh di Jatim.
"Selain itu, pemilih pemula dari kalangan pemuda-pemuda NU dan pendukung Gus Dur dari berbagai latar belakang lainnya juga akan kita jaring untuk mendukung Prabowo," tegas mantan Ketua Garda Bangsa Jatim ini.
Arizal mengaku sudah mendapat ijin dari putri Gusdur, Yenny Wahid, terkait gerakan JARI Gus Dur di Jatim yang mendukung Prabowo-Hatta. Sejumlah tokoh Jatim, seperti mantan Bupati Bangkalan KH Fuad Amin juga mendukung penuh.
Bagaimana posisi Gusdurian? Menanggapi pertanyaan tersebut, Arizal yang juga Koordinator Gusdurian Jatim menegaskan, bahwa posisi Gusdurian netral, tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana.
Karena Gusdurian merupakan istilah bagi orang yang menghormati dan memperjuangkan gagasan, serta tata nilai dalam berbangsa dan bernegara yang dikembangkan Gus Dur. (src:tribunnews.com)
.jpg)
