BERITA TERKINI, SIDOARJO -- Penampilan Indra Sjafri begitu
sederhana. Tak pernah ia berpakaian necis ketika mendampingi anak-anak
asuhnya dari pinggir lapangan. Hanya jaket dan celana pendek berwarna
gelap yang selalu dikenakan pria berkumis tersebut.
Rupanya, kesederhanaan Indra tak hanya tercermin dalam berpakaian, tetapi juga dalam hal meramu taktik. Meskipun berhasil mempersembahkan gelar Piala AFF U-19 2013, pelatih asal Sumatera barat itu menyebut sepak bola yang diterapkannya adalah sepak bola sederhana.
"Sepak bola itu sederhana. Kita hanya perlu berusaha mencetak gol sebanyak-banyaknya dan berjuang agar tidak kebobolan. Sudah, itu saja intinya," kata Indra Sjafri berbincang dengan Republika di Hotel The Sun, Sidoarjo.
Juru taktik kelahiran 2 Februari 1963 itu tak pernah meminta para pemainnya untuk bermain cantik. Misalnya dengan meniru gaya permainan tiki-taka ala Barcelona. Asalkan bisa menyerang, mencetak gol, dan memetik kemenangan, bentuk permainan seperti apapun sah-sah saja untuk dilakukan anak-anak asuhnya di lapangan. Kadang melalui serangan sayap, umpan langsung dari lini tengah, serangan balik, juga tendangan spekulasi dari luar kotak penalti.
Semua itu, ujar Indra, karena dirinya enggan menambah beban pikiran kepada para pemain. Tidak ada pakem khusus. Hanya satu yang selalu ia tekankan, tampil tenang menguasai bola dan menyerang. "Tidak perlu kita meniru tiki-taka atau apalah lainnya. Pemain-peman kita bakal mumet," kata Indra.
Walaupun Indra mengaku sepak bola yang ia terapkan adalah sepak bola sederhana, toh Indra sukses menjadi pelatih pertama yang mencatatkan sejarah untuk sepak bola Indonesia. Ini adalah kali pertama Indonesia berhasil menjadi juara di Piala AFF.
Berkat sentuhan Indra pula, masyarakat Indonesia akhirnya bisa merasakan euforia menjadi juara. Maklum, sudah 22 tahun Indonesia selalu gagal di berbagai level kompetisi resmi setelah terakhir kali menjadi juara SEA Games 1991.
Indra berharap apa yang telah dipersembahkan timnas U-19 semakin membangkitkan gairah sepak bola Indonesia. Jangan lagi ada konflik. Jangan lagi ada perbedaan satu sama lain. "Semoga kemenangan ini menyatukan energi positif semua insan sepak bola Indonesia. Dan juga sebagai momentum kebangkitan," harap Indra.
Gelar Piala AFF U-19 ini tentu bukan gelar pertama yang diraih Indra. Sebelumnya, ia berhasil membawa anak-anak asuhya menjadi juara dua tahun berturut-turut dalam turnamen invitasi Federasi Sepak Bola Hongkong pada tahun 2012 dan 2013.
Rupanya, kesederhanaan Indra tak hanya tercermin dalam berpakaian, tetapi juga dalam hal meramu taktik. Meskipun berhasil mempersembahkan gelar Piala AFF U-19 2013, pelatih asal Sumatera barat itu menyebut sepak bola yang diterapkannya adalah sepak bola sederhana.
"Sepak bola itu sederhana. Kita hanya perlu berusaha mencetak gol sebanyak-banyaknya dan berjuang agar tidak kebobolan. Sudah, itu saja intinya," kata Indra Sjafri berbincang dengan Republika di Hotel The Sun, Sidoarjo.
Juru taktik kelahiran 2 Februari 1963 itu tak pernah meminta para pemainnya untuk bermain cantik. Misalnya dengan meniru gaya permainan tiki-taka ala Barcelona. Asalkan bisa menyerang, mencetak gol, dan memetik kemenangan, bentuk permainan seperti apapun sah-sah saja untuk dilakukan anak-anak asuhnya di lapangan. Kadang melalui serangan sayap, umpan langsung dari lini tengah, serangan balik, juga tendangan spekulasi dari luar kotak penalti.
Semua itu, ujar Indra, karena dirinya enggan menambah beban pikiran kepada para pemain. Tidak ada pakem khusus. Hanya satu yang selalu ia tekankan, tampil tenang menguasai bola dan menyerang. "Tidak perlu kita meniru tiki-taka atau apalah lainnya. Pemain-peman kita bakal mumet," kata Indra.
Walaupun Indra mengaku sepak bola yang ia terapkan adalah sepak bola sederhana, toh Indra sukses menjadi pelatih pertama yang mencatatkan sejarah untuk sepak bola Indonesia. Ini adalah kali pertama Indonesia berhasil menjadi juara di Piala AFF.
Berkat sentuhan Indra pula, masyarakat Indonesia akhirnya bisa merasakan euforia menjadi juara. Maklum, sudah 22 tahun Indonesia selalu gagal di berbagai level kompetisi resmi setelah terakhir kali menjadi juara SEA Games 1991.
Indra berharap apa yang telah dipersembahkan timnas U-19 semakin membangkitkan gairah sepak bola Indonesia. Jangan lagi ada konflik. Jangan lagi ada perbedaan satu sama lain. "Semoga kemenangan ini menyatukan energi positif semua insan sepak bola Indonesia. Dan juga sebagai momentum kebangkitan," harap Indra.
Gelar Piala AFF U-19 ini tentu bukan gelar pertama yang diraih Indra. Sebelumnya, ia berhasil membawa anak-anak asuhya menjadi juara dua tahun berturut-turut dalam turnamen invitasi Federasi Sepak Bola Hongkong pada tahun 2012 dan 2013.
Sumber: Republika Online