BERITA TERKINI, JAKARTA -- Pembelian alat sadap yang dilakukan
oleh Kementerian Pertahanan dari pabrik peralatan spionase asal Inggris,
Gamma TSE Ltd dinilai mengancam privasi warga. Seorang warga atas nama
Adrian Budi Santosa pun berinisiatif untuk menggelar petisi penolakan
penggunaan alat sadap tersebut.
Adrian mengungkapkan, dengan alat sadap tersebut, maka setiap warga
yang mengakses internet dan berkomunikasi lewat telepon selular akan
mampu disadap. Menurutnya, wikileaks sudah memberikan peringatan kepada
masyarakat dunia tentang teknologi finfisher yang diproduksi oleh
Gamma.
"Hal tersebut memperlihatkan, bagaimana pemegang teknologi ini, bisa
dengan mudah memonitoring target yang menggunakan internet dan selular,
melalui berbagai macam cara, saluran, dan alat yang di sediakan."
Dia mengungkapkan, terdapat lima Command & Control Server produk
gamma internasional yang beroperasi di Indonesia menggunakan fasilitas
Internet Service Provider (ISP) yani PT.TELKOM, PT. MATRIXNET GLOBAL,
dan BIZNET ISP. Sedangkan, pada contoh BlackBerry yang terinfeksi
menggunakan saluran GSM APN, memiliki database yang mendukung penyedia
layanan telekomunisasi indosatgprs, AXIS, telkomsel, www.xlgprs.net,
3gprs.
"Dengan kata lain, setiap orang yang menggunakan komunikasi via
internet dan selular di indonesia dalam kondisi beresiko di intai, atau
di monitoring,"ujarnya.
Lewat situs change.org, Adrian pun meminta Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro menjelasan penggunaan alat sadap tersebut dan
bertanggungjawab atas penyalahgunaan pemakaiannya.
Dokumen Laporan UK Export Finance berjudul “Annual Report and
Accounts 2012 to 2013”, menyebutkan, pada tahun 2012-2013 telah terjadi
transaksi atas nama Gamma TSE Ltd dengan Pemerintah Indonesia yang
diwakili oleh Kementerian Pertahanan senilai £s 4,214,167 atau setara
dengan Rp. 71.354.012.569, berupa perlengkapan intelejen.
Sumber: Republika Online