BERITA TERKINI, LONDON -- Sejumlah ilmuwan terkemuka Inggris
membentuk pusat studi potensi kiamat yang dapat menghancurkan dunia dan
mengancam spesies manusia.
Pusat studi tersebut bertujuan memberi data potensi bencana yang
mengancam masa depan dunia bagi politisi dan publik. Lord Rees, astronom
kerajaan merupakan pemimpin dari inisiatif tersebut. Mereka melibatkan
Stephen Hawking, kosmolog dari Cambridge, dan Lord May dari Oxford,
mantan kepala ilmuwan pemerintah.
Kelompok tersebut juga termasuk filsuf cambridge Huw Price, ekonom
Partha Dasgupta, dan genetis dari Harvard, George Church. Pendanaan
datang dari Jaan Tallinn, pendiri Skype.
"Banyak ilmuwan khawatir perkembangan teknologi manusia dapat
menimbulkan risiko kepunahan baru untuk spesies kita secara
keseluruhan," ujar pernyataan di situs kelompok tersebut dikutip the Independent, Jumat (13/9).
Profesor David Spiegelhalter, pakar risiko di Universitas Cambridge,
mengatakan ketergantungan manusia yang semakin meningkat pada teknologi
dan pembentukan jaringan interkoneksi yang kompleks membuat masyarakat
lebih rentan.
"Dalam zaman modern, dunia efisien, kita tidak lagi punya persediaan
makanan. Jika pasokan terganggu untuk alasan apa pun, itu akan memakan
waktu sekitar 48 jam sebelum habis dan kekacauan terjadi," ungkapnya.
Dia menambahkan, "Ketahanan energi juga merupakan isu, selama kita
mengimpor begitu banyak bahan bakar dari luar negeri, konflik sumber
daya di masa depan kemungkinan terjadi." Menurut Lord Rees, ancaman
perang nuklir adalah risiko global utama yang dihadapi manusia pada abad
terakhir.
Namun, ada kekhawatiran baru tentang risiko, seperti serangan
bioteroris, pandemik yang menyebar dari perjalanan udara global,
serangan siber pada infrastruktur utama, dan intelijen komputer. "Di
masa depan, kejadian dengan probabilitas rendah, tapi memiliki
konsekuensi bencana pada agenda politik," ujar Lord Rees.
Sumber: Republika Online