BERITA TERKINI, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama
menyatakan Suriah membutuhkan transisi politik. Lebih tepatnya, Presiden
Suriah Bashar al Assad perlu menyerahkan kekuasaan untuk meningkatkan
kontrol dunia internasional atas senjata kimia milik Suriah.
Obama seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/9), mengatakan kepada
jaringan televisi Telemundo sulit membayangkan perang sipil Suriah bisa
berakhirnya. Khususnya jika fakta di lapangan menyatakan Assad masih
berkuasa di Suriah.
Obama mengkritik perjanjian antara Rusia dan AS yang berusaha
mengamankan senjata kimia milik Suriah. Karena menurut Obama, perjanjian
sama sekali tak menghukum Assad.
Bagi Obama, tujuan utama dia masih tetaplah sama, yaitu transisi
politik untuk menurunkan Assad dari kekuasaannya. Langkah ini perlu
untuk menjaga kaum minoritas dan meyakinkan kaum ekstrimis tak semakin
kuat di negeri itu. Perang Suriah yang telah berjalan selama dua
setengah tahun menyebabkan 100 ribu orang tewas.
Namun, ia menjelaskan saat ini AS akan mengambil langkah jangka
pendek. Langkah itu adalah meyakinkan bahwa senjata kimia milik
pemerintah Suriah bisa dijaga ketat.
Langkah selanjutnya adalah menghubungkan seluruh kelompok, faksi dan
partai yang terlibat dalam krisis Suriah. Serta negara yang mendukung
Suriah seperti Rusia dan mengatakan kita harus menghentikan semua ini.
Tim investigasi PBB, Senin (16/9) kemarin mengumumkan bahwa senjata
yang digunakan untuk membunuh ratusan nyawa di pinggiran Damaskus 21
Agustus lalu adalah gas sarin. Senjata ini tergolong dalam senjata
kimia.
Perjanjian antara Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menlu Rusia,
Sergei Lavrov dikritik banyak pihak. Karena tak memiliki mekanisme kuat
untuk membuat Suriah benar-benar menyerahkan senjata kimia itu.
Sumber: Republika Online